search

Rock-n-Roll Exhibition: ARDY CHAMBERS

Tonite! April 27, 2011Rock-n-Roll Exhibition: ARDY CHAMBERS33 Sounds Outta 33 Degree Celcius City:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Ardy Himself ::...Pertama akrab dan mencintai lagu-lagu tertentu berawal sejak SMP, sekitar tahun 1994. Tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda mengenal kalangan pemusik tanah air dan dunia. Berada dan tinggal di Makassar dengan cuaca panas dengan suhu rata-rata 33 derajat celcius, mungkin lebih panas dari kota-kota lainnya di Indonesia, menjadikan rutinitas orang-orang begitu monoton, cenderung jadi followers dan konsumtif. Tidak banyak informasi lebih bisa didapatkan. Tidak banyak ketemu orang bisa berbagi informasi dan wawasan, kecuali saya tetap giat belajar di sekolah dan mencoba mencari koneksi/korespondensi keluar Makassar. Akhirnya beruntung dikaruniai passion independen dan mencoba mempopulerkan musik dan fashionnya yang saat itu masih asing di kalangan Makassar... Karena pengaruh informasi lokal, awalnya saya lebih banyak dengar dan suka artis/band rock lokal seperti God Bless, Edane, Roxx, Boomerang, Slank, Power Metal, Pas, Puppen, Koil. Bahkan hampir semua deretan lagu dan album mereka tidak terlewatkan, walaupun sebagian besar saya dapatkan bukan di saat mereka rilis. Intinya saya mengakui, dari awal banyak menyukai artis/band lokal hingga saat ini apalagi dengan kemunculan Burgerkill, Seringai, The Upstairs, Efek Rumah Kaca, Komunal, Kelelawar Malam, dan deretan band lokal berkualitas lainnya. Karena pengaruh internet yang mulai merambah pada akhir tahun 1997 dan keberhasilan saya terhadap korespondensi luar, menjadikan saya lebih banyak lagi mengenal katalog artis/band luar. Dan lagi-lagi diketemukan deretan artis/band rock khususnya heavy metal hingga hardcore punk. Bahkan ke subgenre rock yang lain nan modern. Dan passion tersebut menjadikan saya merasa sebagai masyarakat Indonesia yang kebetulan tinggal di Timur bahkan merasa sebagai masyarakat dunia yang kebetulan tinggal di Indonesia. Berikut playlist (sesuai tahun rilis) saya buat lebih variatif, sengaja saya pilih khusus lagu luar yang dari awal membuat sensasi, penasaran, dan kesenangan buat saya dan mengarahkan saya ke jalur seperti saat ini dan bahkan bisa mempertemukan saya sebagian diantara mereka. Mari nikmati! Oh, terima kasih kepada saudara R. Dethu, pendiri dan kurator Rock-n-Roll Exhibition, yang turut memilih saya untuk menampilkan playlist, dimana nanti akan disebarluaskan ke orang-orang yang dianggap kredibel dan kompeten soal musik. Proud! Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Tonite! April 27, 2011

Rock-n-Roll Exhibition: ARDY CHAMBERS
33 Sounds Outta 33 Degree Celcius City

:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Ardy Himself ::

…Pertama akrab dan mencintai lagu-lagu tertentu berawal sejak SMP, sekitar tahun 1994. Tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda mengenal kalangan pemusik tanah air dan dunia. Berada dan tinggal di Makassar dengan cuaca panas dengan suhu rata-rata 33 derajat celcius, mungkin lebih panas dari kota-kota lainnya di Indonesia, menjadikan rutinitas orang-orang begitu monoton, cenderung jadi followers dan konsumtif. Tidak banyak informasi lebih bisa didapatkan. Tidak banyak ketemu orang bisa berbagi informasi dan wawasan, kecuali saya tetap giat belajar di sekolah dan mencoba mencari koneksi/korespondensi keluar Makassar. Akhirnya beruntung dikaruniai passion independen dan mencoba mempopulerkan musik dan fashionnya yang saat itu masih asing di kalangan Makassar…

Karena pengaruh informasi lokal, awalnya saya lebih banyak dengar dan suka artis/band rock lokal seperti God Bless, Edane, Roxx, Boomerang, Slank, Power Metal, Pas, Puppen, Koil. Bahkan  hampir semua deretan lagu dan album mereka tidak terlewatkan, walaupun sebagian besar saya dapatkan bukan di saat mereka rilis. Intinya saya mengakui, dari awal banyak menyukai artis/band  lokal hingga saat ini apalagi dengan kemunculan Burgerkill, Seringai, The Upstairs, Efek Rumah Kaca, Komunal, Kelelawar Malam, dan deretan band lokal berkualitas lainnya.

Karena pengaruh internet yang mulai merambah pada akhir tahun 1997 dan keberhasilan saya terhadap korespondensi luar, menjadikan saya lebih banyak lagi mengenal katalog artis/band luar. Dan lagi-lagi diketemukan deretan artis/band rock khususnya heavy metal hingga hardcore punk. Bahkan ke subgenre rock yang lain nan modern.

Dan passion tersebut menjadikan saya merasa sebagai masyarakat Indonesia yang kebetulan tinggal di Timur bahkan merasa sebagai masyarakat dunia yang kebetulan tinggal di Indonesia.

Berikut playlist (sesuai tahun rilis) saya buat lebih variatif, sengaja saya pilih khusus lagu luar yang dari awal membuat sensasi, penasaran, dan kesenangan buat saya dan mengarahkan saya ke jalur seperti saat ini dan bahkan bisa mempertemukan saya sebagian diantara mereka. Mari nikmati!

Terima kasih kepada saudara R. Dethu, pendiri dan kurator The Block Rockin’ Beats | Rock-n-Roll Exhibition, yang turut memilih saya untuk menampilkan playlist, dimana nanti akan disebarluaskan ke orang-orang yang dianggap kredibel dan kompeten soal musik. Proud!

The Playlist:


01. Communication Breakdown – Led Zeppelin
Inilah lagu yang kadang masih memperdebatkan kelahiran musik metal. Dengan riff penuh inspirasi, bisa melahirkan musik-musik yang lebih ekstrem.
Album: Led Zeppelin/Year released: 1969

02. War Pigs – Black Sabbath
Band yang ga boleh punah, dan harus tercatat di buku pelajaran sejarah untuk anak cucu kita.
Paranoid/1970

03. Sweet Jane – Velvet Underground
Cocok diputer apalagi bepergian dengan cuaca panas di Makassar. Biasanya Lou Reed menulis lagu yang kelam, tapi kok Sweet Jane malah riang? Tidak Velvet Underground bangetlah, tapi lagu ini yg ikut membuat album Loaded jadi klasik.
Loaded/1970

04. Wish You Were Here – Pink Floyd
Bukan hanya cover album, atau bandnya yang menarik, tapi lagu ini memang hebat. Tidak kuat dengar akustiknya. Kalo lagi ngumpul di deck-deck gang kompleks, ini masih jadi request pertama.
Wish You Were Here/1975

05. Rock and Roll All Nite – Kiss
Kiss paling jago meramu rock-n-roll, Apalagi untuk sebuah pesan: mari bersenang-senang sepanjang malam.
Dressed to Kill/1975

06. I Wanna Be Me – Sex Pistols
Masterpiece dari Sex Pistols, 100% rock n roll. Apalagi mendengar bassline-nya, Sid Vicious jadi diragukan disini.
Never Mind the Bollocks, Here’s the Sex Pistols/1977

07. London Calling – The Clash
Klasik, isu dan materi yang luar biasa. Album ini mewakili perubahan yang signifikan, menampilkan unsur-unsur utama dari ska, pop, soul, jazz, rockabilly dan reggae jauh lebih menonjol dibanding dua album mereka sebelumnya.
London Calling/1979

08. Ace of Spades – Motörhead
Seperti Tuhan, Lemmy membuat sesuatu yang sempurna. Semua album sama dan terus nge-rock. “Ace of Spades” adalah salah satu lagu heavy metal terbaik sepanjang masa.
Ace of Spades/1980

09. T.V. Party – Black Flag
Lagu favorit yang membuat saya menyukai band ini, padahal berantakan di sisi vokal. Coba dengarkan kembali dan ikut bernyayi. Dijamin kamu bisa berdansa.
EP/1982

10. The KKK Took My Baby Away – The Ramones
Semua anak muda kelak harus tau The Ramones. Jangan cuma punya merchandisenya.
Pleasant Dreams/1981

11. Temptation – New Order
Gitar dan drum berhasil menciptakan sebuah efek, entah apa namanya intinya begitu menyenagkan. Lagu ini menancapkan New Order sebagai kelanjutan/semangat Bernard Sumner, Peter Hook, Stephen Morris sebagai survivor Joy Division.
Hurt/1982

12. Please, Please, Please Let Me Get What I Want – The Smiths
Coba cari tau kenapa The Halo Benders, Franz Ferdinand, OK Go, Deftones, Muse, Kaia Wilson, Third Eye Blind, Kate Walsh, The Dream Academy, Josh Rouse hingga She & Him meng-cover lagu ini? Mungkin karena mereka diharapkan membawa kembali lagu ini dalam rangkaian reuni.
The Smiths/1984

13. Run to the Hills – Iron Maiden
Saya termasuk generasi baru untuk Iron Maiden, belakangan mencoba flashback album sebelumnya, dan saya menemukan lagu ini. Akhirnya saya ngerti kenapa kebanyakan orang dulu kehidupannya jadi rusak. Karena lagu ini.
The Number of the Beast/1982

14. Orion – Metallica
Metallica punya deretan lagu terbaik, dan Orion adalah komposisi musik heavy metal paling sempurna.
Master of Puppets/1986

15. Raining Blood – Slayer
Tanya mereka, kenapa lagu ini masih jadi set penutup di konser mereka? Karena merekapun masih yakin kalo inilah musik ekstrim sebenarnya.
Reign in Blood/1986

16. Silver Rocket – Sonic Youth
Sepertinya hampir tidak ada yang bisa bikin lagu seperti ini pada saat itu, berawal steady, dilanjutkan distorsi, kemudian tempo  yang berubah-ubah. Karya yang maha luas.
Daydream/1988

17. Kickstart My Heart – Mötley Crüe
Lagu ini memang pantas paling sukses apalagi berada di album puncak performa mereka. Saya rasa banyak orang sepakat menjadikan ini lagu favorit.
Dr. Feelgood/1989

18. Pictures of You – The Cure
Salah satu penyesalan saya hingga saat ini, tidak datang konser mereka terdekat, di Singapore beberapa tahun lalu. Alhasil tidak mendengar langsung lagu ini dan cuma duduk diam depan komputer melihat foto-foto mereka.
Disintegration/1989

19. Got the Time – Anthrax
Band pertama yang saya denger bisa meramu subgenre, tapi tetap heavy metal.
Persistence of Time/1990

20. Only Shallow – My Bloody Valentine
Noise karena suara gitar yang berlapis-lapis plus suara Bilinda Butcher yang intim dan misterius hasillnya adalah sebuah keindahan. Dari album Loveless yang memiliki sampul art work ikut menggambarkan kalo ini adalah album terbaik My Bloody Valentine menurut saya.
Loveless/1991

21. On a Plain – Nirvana
“Smells Like Teen Spirit” telah menjadi warisan terbesar dan saya tetap tidak memilih berbagi warisan untuk lagu itu, cukup dengan “On a Plain”, dan saya merasa mendapat 100% warisan dari Nirvana.
Nevermind/1991

22. Disarm – Smashing Pumpkins
Lagu ini paling saya hormati dari semua lagu The Smashing Pumpkins. Bahkan Corgan menganggap lagu ini paling penting secara personal di album Siamese Dream. Coba denger berkali-kali, kok tidak membosankan ya?
Siamese Dream/1993

23. March of the Pigs – Nine Inch Nails
Mereka akan terus muda selama industrial masih dijiwa mereka. Lagu ini mewakili sisi muda saya untuk sebuah jalur bernama industrial.
The Downward Spiral/1994

24. Scratch the Surface – Sick of it All
Saya masih inget Lou Koller menyebutkan lagu ini saat konser di Jakarta. Dan karena lagu ini juga, saya melihat wall of death terbesar di Jakarta hingga saat ini.
Scratch the Surface/1994

25. The Bends – Radiohead
Melankolia adalah magnet terbesar Radiohead. Hampir semua orang di dunia tidak luput dari pemberontakan melankolia melalui musik Radiohead, bahkan dia membuktikan dia bisa lebih rock-n-roll.
The Bends/1995

26. Everlong – Foo Fighters
Siapa yang tidak mengenal Dave Grohl saat ini? Dari sekian banyak proyek, mulai Nirvana, Probot, Queens of The Stone Age, Killing Joke, hingga Them Crooked Vultures, dan bersama Foo Fighters, lagu dan album ini adalah lagu proyek terbaik.
The Colour And The Shape/1997

27. Cleanse Impure – Napalm Death
Napalm Death selalu identik dengan puncak album Scum, album setelahnya jadi tidak dianggap. Padahal mereka membuktikan bagaimana grindcore yang sebenarnya dengan menampilkan album-album yang berbeda tapi tetap dijalur yang sebenarnya, adalah grindcore.
Words From the Exit Wound/1998

28. Am I Wry? No – Mew
Ada regenerasi art rock sebaik Mew di tahuan 2000an? Pastikan melihat pertunjukan mereka, apalagi di set ini.
Frengers/2003

29. Run Into Flowers – M83
Lagu ini membuat saya percaya bahwa elektronik, synth-rock, ambient, shoegaze, atau apalah namanya, memang menakjubkan.
Dead Cities, Red Seas & Lost Ghosts/2003

30. Halcyon (Beautiful Days) – Mono
Yang kenal Mono, pasti setuju kalo ini adalah lagu terbaik sepanjang mereka konsisten di Post Rock. Mereka adalah band yang total dari materi hingga pertunjukan. Mereka siap didengar dan ditonton ribuan bahkan jutaan orang.
Walking Cloud and Deep Red Sky, Flag Fluttered and The Sun Shined/2004

31. L.S.F. – Kasabian
“Greatest indie anthem ever”. Track ini juga yang telah menyemangati dan mendinginkan saya dengan pekerjaan disaat cuaca Makassar semakin menjadi-jadi panasnya.
Kasabian/2004

32. Star – Jesu
Justin K. Broadrick, seakan mendedikasikan semua waktunya semata-mata untuk menciptakan musik yang bagus. Kesibukannya adalah membuat musik yang bagus. Dan saya pun di buat sibuk mendengarkan karya-karyanya.
Silver/2006

33. Declare Independence – Björk
Jujur, akhirnya saya ngefans sama Bjork setelah melihat konsernya di Jakarta. Dengan taste yang experimental, dia telah mewakili musik independen.
Volta/2008

____________________

Ardy—populer dengan panggilan “Ardy Chambers”—adalah sosok berpengaruh di kotanya, Makassar. Selain gemilang sebagai entrepreneur (ia pemilik distro tersukses di dataran Sulawesi Selatan, Chambers), pria bernama lengkap Hardinansyah ini sejati merupakan penggerak skena musik anak muda Makassar. Tiap kali ada band lokal/internasional keren bertandang ke Makassar hampir bisa dipastikan Ardy terlibat mendatangkannya. Jejaring perkawanannya—dalam konteks berkesenian—pun luas membentang ke banyak metropolitan di Nusantara. Ketika Makassar kini menjadi kota yang diperhitungkan dalam blantika musik muda Indonesia, jasa Ardy amatlah tak terkira.

___________________

» Download the whole playlist here.

Upcoming show/exhibitions*:
– May 04 | Exhibition: Danie Satrio (managing director of Hai magazine)
– May 11 | Exhibition: Andre Opa (managing director of Trax magazine)
– May 18 | Exhibition: Ricky Surya Virgana (bassist of White Shoes and the Couples Company, cellist of Weltevreden Trio)
– May 25 | Exhibition: Phil Mimbimi (Executive Chef of Nutmeg/Hu’u)
And more shows and exhibitions by Kemir, Coki Singgih, Adi Cumi, Tony Tandun, Saša Serban, Anto Arief, etc in June-July.

See y’all again next Wednesday!

Boozed, Broozed, and Broken-boned,
RUDOLF DETHU
*subject to change
____________________

The Block Rockin’ Beats
Curator: Rudolf Dethu
Every Wednesday, 8 – 10 PM
The Beat Radio Plus – Bali, 98.5 FM

120 minutes of cock-melting tunes.
No bullcrap.
Zero horse shit.
Rad-ass rebel without a pause.

Shut up and slamdance!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top