search

Rock-n-Roll Exhibition: SAMMY BRAMANTYO

Edition: August 04, 2010Rock-n-Roll Exhibition: SAMMY BRAMANTYORude Awakening of the Sultans of Satan with the Ace of Spades:: Introduction and playlist, written and handpicked by Sammy Himself :: Terima kasih sebelumnya kepada kakak saya yang sudah memperkenalkan musik-musik ‘setan’ seperti ini di masa kecil saya, dan juga mengajarkan bagaimana memainkan lagu Metallica One waktu pertama kali saya belajar bermain gitar kelas 5 SD. Tanpa musik seperti ini mungkin sekarang saya sudah menjadi pengurus Rohis atau kader PKS. Bertahun-tahun mendengarkan, mengkoleksi, dan memainkan lagu-lagu non mainstream, dan sekaligus bertahun-tahun itu juga bekerja di stasiun radio mainstream membuat lagu-lagu di playlist berikut ini mungkin akan terdengar cukup random. Catchy, memorable, sing-alongs, originality, and attitude. Itu menjadi poin-poin pemilihan saya malam ini. Saya tidak ingin menggempur pendengar dengan lagu-lagu keras tanpa ampun. Seperti kata Mille Petrozza dari Kreator pada sebuah wawancara, “Saya tidak selalu mendengarkan musik metal. Apabila melakukannya, mungkin sekarang saya sudah gila!”. Tapi buat saya apabila berawal dari metal, berakhir dengan metal. Enjoy!
Tonite! Wednesday, August 25, 2010; 8-10 PMUpcoming R-n-R Exhibition: EDY KHEMODMusic for the (Next) Jilted Generation:: Introduction and playlist, written and handpicked by Khemod Himself :: Hai anakku yang belum lahir, apa kabarmu! Walaupun kamu belum muncul di dunia ini, tapi Ayah ingin memberi peninggalan untukmu. Sayangnya aku bukan miliarder, jadi belum bisa memberimu mobil mewah atau kapal tanker. Jadi apa boleh buat, untuk sementara Ayah beri kamu sesuatu yang tidak kalah kerennya: Playlist Ayah. Sedikit bagian dari Ayah, semacam artefak dari jaman jahiliyah Ayah untuk kamu ketahui. Nak, semoga selera musik Ayah masih masuk dengan seleramu. Jadi tidak sia-sia perjuanganku berhari-hari mencoba membuat playlist ini. Kalau ternyata selera kita tidak nyambung, ya maaf kalau begitu. Tapi coba saja dengarkan sebagai wawasan, mudah-mudahan bermanfaat di pergaulan nanti. Tidak kuper lah paling ngga. Lagu-lagu yang membentuk masa pertumbuhan Ayah, mulai dari jaman Ayah kecil diam-diam menyelinap ke kamar pakde-pakdemu, mendengarkan Genesis dan Rush, main ke rumah pakde Arian mendengarkan Iron Maiden & Metallica, masa-masa ABG Ayah di panggung-panggung Saparua Bandung, bermain skate di TLL Bandung, hingga gemerlap dunia malam di ibukota (itu lain cerita, nanti Ayah ceritakan lain waktu... kalau tidak malu). Nak, semoga playlist 2 jam ini bisa menjadi kenang-kenanganmu tentang Ayah. Paling tidak kamu bisa cerita ke teman-teman sekolah kamu, kalau Ayah kamu selera musiknya ngga jelek-jelek amat. Dan memudahkan kamu mendapat pasangan ketika sedang puber nanti.
Ulasan tentang KOIL ~ Blacklight Shines On ini saya telah tayangkan pertama kali sekitar 3 tahun silam. Barangkali tulisan yang membahas album yang menjadi bonus di majalah Rolling Stone edisi November 2007 ini sudah termasuk usang di masa sekarang. Namun tetap saya tampilkan di situs pribadi saya ini demi mendokumentasikan artikel-artikel yang pernah saya bikin agar menjadi lebih rapi, tak lagi berceceran tak beraturan, bisa menjadi arsip yang sahih lagi sinambung.
Setelah menerbitkan debut album self-titled, Iron Maiden, kontingen asal Layton, Inggris, ini melanjutkan gebrakan keduanya dengan merilis Killers. Selain merupakan partisipasi perdana dari gitaris Adrian Smith serta sebaliknya partisipasi terakhir dari vokalis Paul Di’Anno, yang patut pula diperhatikan adalah perubahan imej dari maskot Iron Maiden, “Eddie”. Jika sebelumnya tampang Eddie cenderung datar dan kosong plus berambut jabrik (perhatikan foto paling atas) maka di album keluaran 9 Februari 1981 tersebut imej Eddie sedikit diimprovisasi oleh Derek Riggs, sang kreator. Rambut dibuat lebih lebat dan berisi, khas gaya “big hair” yang memang sedang populer pada masa itu (konon terinspirasi oleh Farah Fawcett). Ekspresi wajah juga jadi lebih galak. Selain itu, Eddie digambarkan membawa kapak (ax). “Eddie adalah sosok gitaris (dalam bahasa gaul musik Rock sering juga diistilahkan dengan axman) maka itu dia menenteng kapak (ax)”, ujar seniman yang hingga 20 tahun berikutnya aktif menggarap sampul album Iron Maiden. Derek menegaskan bahwa pengembangan karakter Eddie tidaklah direncanakan. Semuanya mengalir saja.
Tonite! Wednesday, August 18, 2010; 8-10 PMUpcoming R-n-R Exhibition: ODDIE GETAHOddrockinbeats:: Introduction and playlist, written and handpicked by Oddie Himself :: This is not one of those "to die for", "can't live without" or "the ultimate" playlists. These are the songs to make love to (or fix your bike to.. whatever).
Tonite! Wednesday, July 28, 2010; 8-10 PMUpcoming R-n-R Exhibition: ADE PUTRIBring Back the Memories!:: Introduction and playlist, written and handpicked by Ade herself :: Berikut ini adalah sederet lagu-lagu yang menyenangkan bagi saya pribadi, dan biasanya membangkitkan memori akan suatu masa yang sudah lampau. Sekitar setengah di antaranya adalah lagu-lagu yang seringkali diputar pada masa acara Monday Mayhem di Parc (Jakarta) sedang berjaya. Sisanya adalah lagu yang tanpa disengaja datang ke dalam hidup saya; dan lantas terpilih menjadi lagu wajib di ribuan pagi hari saya untuk memulai hari maupun malam hari untuk menemani saya menghabiskan bir dinginâ€"dengan atau tanpa teman. So, when I throw a party, most likely you’ll hear some of these;
Tonite! Wednesday, July 14, 2010; 8-10 PMUpcoming R-n-R Exhibition: HERU WAHYONOThe Jumper Stomper:: Introduction and playlist, written and handpicked by Heru Himself :: Hola! Berikut ini adalah sederetan tembang-tembang yang selalu melekat di benak saya, setidaknya sampai sekarang. Beberapa juga merupakan pengaruh yang cukup kuat di kedua grup musik saya, sedangkan sebagian lagi adalah sederetan nada dan irama yang mampu mencuri perhatian dan memori di otak saya karena unik dan menarik. Ada juga yang mengingatkan saya ketika masih bercengkrama dengan teman-teman saya dulu di jalanan Gondomanan, yang mana latar belakang musik mereka berbeda-beda (tentu saja waktu itu saya masih, ehm, abal-abal nan labil... LOL ). Bahkan, ada juga yang datang dari masa puber saya di Kuta, Bali. Tembang-tembang ini ada yang datang begitu saja, entah dari seorang kenalan traveler, dari teman yang lama di luar negeri, dari seseorang di bar, teman nongkrong, atau dari sebuah pengeras suara di suatu tempat. Ada juga yang sengaja secara mati-matian siang malam saya cari sampai dapat, dan sebagainya. Sebenarnya, ini hanyalah sebagian kecil, sebab bila saya harus jabarkan semua, kita harus pergi ke dokter bedah otak. So boyz and galz, are you ready for da ride? Vamos!
wp_judas_priest_british_steel_1920x1200px_120414164551_2
Bagi anda penggemar musik cadas---apalagi yang tumbuhkembang di era "Hair Metal"---dijamin familiar dengan imej ekstrem di sebelah kiri ini. Benar, foto jari-jari menggenggam silet berukuran masif tersebut adalah sampul album Judas Priest terbitan 14 April 1980, British Steel. Lagu-lagu dari album karya kontingen asal Birmingham, Inggris Raya, macam Breaking The Law dan Living After Midnight itu sempat menjadi lagu wajib band-band Rock Nusantara di tahun 80-an (mind you, saat itu membawakan tembang karya sendiri belumlah sepopuler sekarang, menjadi duplikat Iron Maiden, dijuluki "The Indonesian Metallica", dsb, adalah sebuah kebanggaan tersendiri). Tangan yang memegang silet tersebut adalah milik Roslav Szaybo, art director British Steel yang asal Polandia. Sementara fotografernya adalah Bob Elsdale. Sebelumnya, di tahun 1979, Roslav dan Bob mengerjakan pula album Priest lainnya yaitu Hellbent For Leather---yang di Inggris diberi judul berbeda, Killing Machine.
Telah lahir grup musik berlimpah bintang yang menyebut diri Konspirasi, dengan menetapkan Grunge sebagai fondasi genre. Digagas pertama kali oleh Edwin Syarif alias Edwin Cokelat (gitar) serta Kirana Hamonangan a.k.a. Marcell Siahaan (drum). Berikutnya masuk Denny Hidayat ditugasi menjaga ritme di departemen bas. Dan, seolah terpanggil memenuhi standar “ramah Seattle Sound”, Candra Johan---lebih dikenal sebagai Che Cupumanik---lalu dipasang sebagai biduan. Entah memang takdir kelompok all stars memang sedemikian rupa, walau relatif miskin gembar-gembor, eksistensi kelompok bentukan Oktober 2008 ini relatif mudah menggaet atensi publik. Namanya jadi salah satu pembicaraan paling hangat di skena musik Indonesia. Kabar paling anyar, mereka sedang berkutat menggarap album perdana. Selain itu, Romy Sophiaan mengambil alih posisi Denny. Silakan simak wawancara berikut ini.
Edition: December 30, 2009Rock-n-Roll Exhibition: PRIMA YUDHISTIRABorn to Lose: Erase/Replace:: Playlist, notes, and (most) photos, handpicked and written by Prima Himself ::...I wish I had more time to choose the songs in the list but even if I did, I will still need more time for the songs to be aired. 2 hours is not enough, and I realize thats the fun of it :) Enjoy my rush hour; I think it defines me and my music well. Playlist taken from the selfburned cd's in my car, these are the sound that i've heard and makes my day. Easy to listen, hard to forget...
Artikel yang saya tulis dan mengulas tentang album kompilasi MOSHPIT MAVERICKS ~ Celebrating 1 Year+ A Rock Society ini sejatinya adalah artikel lawas, dirilis pertama kali di sebuah September 2007. Tulisan ini saya pikir penting untuk ditayangkan kembali 3 tahun setelahnya, sebab dari sini bisa pula disimak progresi skena musik---tepatnya musik Rock---Bali. A Rock Society sendiri merupakan program pertunjukan musik hidup bulanan bertempat di The Wave yang konsepnya dibikin serta dieksekusi oleh Windu dengan The Blado (permufakatan kerja seni---meliputi event organizer, label rekaman independen, dsb---antara Igo dan saya) serta disponsori oleh A Mild Live Production.
Edition: March 24, 2010Rock-n-Roll Exhibition: OTONG KOILtop ov the pops:: Playlist & notes, handpicked & written by Otong Himself ::sepeerti nonton inbox ini lagulagu pop yg super katchy di telinga melodi yg manis lirik yg brilliant kalo kamu tida suka sebaeknya kamu ngarang lagu sendiri aja
Upcoming Rock-n-Roll Exhibition: RYAN KOESUMAIf That Is What Is Being Thought, Liberated Sound Talks The Depth Of "Musical" World:: Playlist & notes, handpicked & written by Ryan Himself ::When my good rock guru Rudolf Dethu, made a follow up program of his Rock chronicles "Clash Pistol", and started to invite some of the notorious mavericks (or charlatans if you like) in the local music industry to guest-edit the program "The Block Rockin' Beats : Rock-n-Roll Exhibition", I said to myself, "Hey, I could do this too!". But then I realized that I came from a totally different generation (the so-called Generation Y) from most of the guys (the so-called Generation X). I had never heard most of the stuff they came up with. Continuing the habits of exposing and preaching the romanticized names on rock history (most of them you'd probably haven't heard also, if your were my age) would be very [lebay]. So when the opportunity came, instead of pretending and boasting my knowledge down on the Rock Memory Lane, I decided to narrow the lists to my personal, naive musical preferences. Some of you may judge this as banal guilty pleasures, but hey, I come from where everything is available in an instant, and these are what I had actually listened to. I could make a couple more playlists and this is just the first of (hopefully) many.
Upcoming Rock-n-Roll Exhibition: FIRMAN PRASETYOBhinneka Tunggal Rocka:: Playlist & notes, handpicked & written by Firman Himself ::Saya adalah seorang anak tunggal. Orang bilang jadi anak tunggal itu selalu dimanja dan enak. Enak matamu kuwi. Well, fuck me. Saya tidak pernah dimanja di rumah. Tapi untuk urusan musik, saya mendapat kehormatan layaknya raja. Ada satu pesawat televisi dan satu perangkat pemutar kaset di ruang tengah rumah saya. Yang satu dipake simbok buat nonton sinetron, satu lagi murni otoritas almarhumah Mamah. Beliau membiarkan radio menyala hampir setiap saat. Hanya berhenti ketika waktu tidur tiba, rumah kosong ditinggal bepergian, rusak atau mati lampu. Dari situlah semua racun bernama musik ini menyebar dan akut menginfeksi. Lazimnya tiap bocah lelaki yang beranjak dewasa dan belajar memberontak (dulu, alay itu dikenal dengan nama ABG), saya mulai kenal musik Rock dengan puluhan anak cabangnya. Saya juga mulai bergaul dengan preman kampung dan jagoan di sekolah. Mendengarkan musik cadas sambil begajulan. Keliatan keren kan cyiiin? Waktu berlalu. Referensi musikal datang silih berganti. Trend datang dan pergi. Setiap genre diuji dengar. Semua aliran rakus dilahap. Aduk racik jadi satu masuk kuping. Bhinneka Tunggal Rocka, berbeda-beda tapi larinya ke Rock juga. Hingga akhirnya semua itu sempat membawa saya duduk di kursi music director di sebuah radio di kota Solo. Instansi dimana saya bebas menyusun playlist harian untuk memprovokasi agar pendengar sejenak terdistraksi dari Anang â€" Syahrini dan kembali mendengarkan Morrissey. Dasar penyusunan playlist ini adalah, percaya atau tidak, hanya berdasarkan mood dengan bahan yg diambil dari folder lagu-lagu favorit sepanjang masa. Karena untuk meringkas semua lagu-lagu favorit dan bersejarah hanya ke dalam 120 menit adalah hil yang mustahal, meminjam slogan Asmuni. Jadi, selamat menikmati, cuk.
Edition: February 17, 2010Rock-n-Roll Exhibition: SOLEH SOLIHUNSebuah Pengakuan untuk Mendapat PengakuanMembuat playlist model begini, identik dengan pamer referensi. Apalagi judulnya yang super canggih: Rock-n-Roll Exhibition, lengkap dengan seorang kurator yang menyebarluaskan playlist ini ke orang-orang yang dianggap kredibel dan kompeten soal musik. Wuih, ngeri. Ini adalah jawaban untuk pertanyaan beberapa orang soal musik yang saya sukai. Pada dasarnya, saya menyukai rock n’ roll music (film Grease (1978) yang saya tonton sewaktu SD bertanggungjawab atas ini). Nama-nama di bawah ini, saya kenal sebagian besar melalui pergaulan. Saya bukan tipikal pecinta musik yang sejak kecil mengoleksi kaset. Uang jajan pas-pasan jadi salah satu faktor utama. Akibatnya, masa kecil saya lebih banyak mendengarkan apa yang ada di radio atau kaset yang dibeli bapak saya. Lalu di masa SMP kelas 1, karena dipaksa ikut pesantren kilat selama sebulan, saya jadi merasa berdosa mendengarkan musik sepulangnya dari sana (tak heran, sebulan saja bisa berdampak begitu, apalagi yang bertahun-tahun). Maklum, mereka tipikal pesantren yang mengharamkan musik. Seingat saya, instrumen musik mereka haramkan, yang boleh hanya rebana. Padahal setelah dipikir-pikir, gitar listrik memang belum ditemukan di jaman Nabi. Lalu saya hanya mendengarkan Iwan Fals dan Slank, karena saya pikir mereka itu beragama Islam, jadi mungkin dosanya tak terlalu besar. Teman sebangku saya di SMP mendengarkan Misfits, Guns N Roses, Faith No More, Nirvana hingga Ugly Kid Joe dan segala macam musik yang sedang tren di awal ’90-an, tapi saya berusaha menahan diri supaya tak tergoda. Selepas SMA, karena daya tarik itu semakin besar atau mungkin juga karena iman saya yang semakin berkurang barulah saya membuka diri terhadap musik-musik yang bukan dimainkan oleh orang Islam. Dan saya menyesal karena tak membuka diri pada rock n’ roll sejak dulu. Pelajaran berharga: fasis sayap kanan kurang tahu cara bersenang-senang. Dan ini adalah beberapa lagu dari musisi atau kelompok musik yang ketika mendengarkan karya-karya mereka untuk kali pertama memberikan sensasi berdebar yang semakin membuat penasaran serta akhirnya selalu bisa menimbulkan perasaan senang buat saya. Suara gitar yang kasar, vokal yang tak manis [saya kurang suka penyanyi pria dengan gaya bernyanyi syahdu manis plus improvisasi vokal yang bergetar], lirik yang bagus, serta semangat lagu yang agresif adalah beberapa hal yang sering mudah menarik telinga saya.
Memainkan musik rock oktan tinggi padu padan antara Motorhead, Black Sabbath, dan MC5. Menonjolkan tabiat in-your-face, tanpa tedeng aling-aling. Telah melewati kepala 3 namun, dalam jiwa, usia mereka berhenti di 15. Demikian justifikasi Seringai soal kenapa besutan terbarunya---sebuah film dokumenter---dijuduli Generasi Menolak Tua.
Upcoming Rock-n-Roll Exhibition: INDRA AMENG33 Songs of My Monday Mayhem Playlist:: Playlist & notes, handpicked & written by Ameng Himself ::Playlist ini spesial saya siapkan untuk dimainkan pada acara Monday Mayhem di bar legendaris, Parc, enam tahun yang lalu. Pertama kali saya diundang main sebagai Guest DJ di Monday Mayhem oleh Nasta Sutardjo pada tanggal 1 Maret 2004, saya langsung berpikir untuk mainin set list yang saat itu belum diputarkan di Parc. Idenya adalah memutarkan lagu-lagu yang bisa bikin suasana ramai hingar-bingar, bisa sing along, dan teriak-teriak bersama. Untuk itu saya perlu musik yang keras, bikin semangat, sekaligus juga lagu-lagu yang bisa dinyanyiin bareng-bareng. Karena itu saya memilih membuat spesial set Tribute untuk era 80s Glam Metal dan Hair Metal Band setiap main di Parc. Era Rock yang menghasilkan banyak lagu-lagu “anthemic”, yang bikin anak-anak muda di tahun 80-an pengen nge-band dan punya rambut gondrong. Masa 80-an ini jadi salah satu periode yang menyenangkan buat saya. Semasa masih di kelas 4 Sekolah Dasar tahun 1984, saya suka nginep di rumah kakak sepupu saya di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dia mengkoleksi banyak kaset-kaset album Rock dari mulai Kiss, Rush, Iron Maiden, Van Halen dan masih banyak lagi lainnya. Dari situ, saya suka mendengarkan kaset-kasetnya dan mulai mengidolakan band-band tersebut, sampai ikutan mengkoleksi kaset-kaset keluaran Team Records dengan titel “Rockline”, Aquarius, Yess, dll. Berlanjut dengan beli majalah Vista yang banyak memuat foto-foto dan berita band-band Rock idola saya, beli poster band, beli kaos band di Ratu Plaza, dan ikut nonton konser di Bulungan. Lagu-lagu dari band-band inilah yang jadi soundtrack masa ABG saya. Gara-gara kakak sepupu saya ini, saya lebih banyak menghabiskan masa remaja mendengarkan lagu-lagu Motley Crue, Iron Maiden, Metallica, Anthrax, dkk, dan bukan Duran-Duran atau Spandau Ballet ☺. Kembali ke Parc, saat pertama main di Parc dengan playlist ini, saya meminta sebuah mikrofon, yang awalnya saya pergunakan untuk berbicara sedikit membuka set sebelum lagu pertama diputar, dan baru kemudian mikrofon dibuka untuk siapa pun yang ingin ikut bernyanyi. Kemudian keterusan menjadi kebiasaan untuk selalu menyediakan mikrofon setiap main. Setelah sempat dua kali main sebagai DJ amatiran, rasanya garing juga main sendokiran..., baru kemudian saya ajak Indra Tujuh (yang punya selera sama dan emang DJ beneran…hehehe) sebagai partner untuk mainin playlist ini, dan jadilah duet DJ “Duo Indra” sebagai spesialis lagu-lagu era 80s Glam Metal dan Hair Metal Band di Parc. Playlist ini saya dedikasikan untuk Monday Mayhem, teman-teman yang mengenang masa muda di tahun 80-an, juga untuk berbagi kepada mereka yang nggak ngalamin era rock 80-an dan tentunya untuk menghibur hati yang luka… hehehe… p.s.: oh ya, terima kasih pada partner saya, Agent Virgo Ago Go yang mengusulkan pada saya agar men-share playlist ini di program The Block Rockin’ Beats.
Upcoming Rock-n-Roll Exhibition: RICKY SIAHAANSealed with a Fist:: Playlist & notes, handpicked & written by Ricky Himself ::Beberapa lagu di list ini mengingatkan pada sepotong waktu di masa lalu, tepatnya ketika masih di bangku SD saya diberi buku “Awas Musik Setan!” oleh ibunda. Tindakan ini ternyata kontraproduktif bagi misi awal ibunda, karena ujungnya malah bikin saya semakin penasaran/suka dengan musik ini. Beberapa lagu lain di list ini mengingatkan saya akan momen kekinian dimana cukup banyak orang dari masa lalu yang ketemu saya dan memilih melepas rindu dengan melontar komentar macam “Hey man, masih aja suka t-shirt hitam dan musik-musik keras?” But that’s perfectly okay. Saya hanya tergelak, dan dalam hati makin yakin bahwa passion akan musik ini tak akan pernah menua seperti mereka. 8-) Anyway, genre yang rata-rata adalah Rock pada list ini hanyalah upaya untuk konsisten dengan judul acara ini. Ya. Ini adalah deretan lagu Rock yang sukses. Saya total sepakat dengan seorang teman baik yang menyimpulkan sebuah definisi: lagu Rock yang sukses adalah lagu Rock yang ketika didengarkan, musik dan liriknya bisa bikin kita merasa bangga jadi penggemar musik Rock. Lagu Rock yang sukses adalah lagu yang bisa nimbulin semangat sedemikian rupa yang kadang cukup absurd hingga bisa bikin kita bilang, “I did not choose Rock. Rock chose me”. Haha. I present you those songs. Songs with beats that rock my fucking block.

rudolfdethu

[instagram-feed feed=1]
Scroll to Top