search

Domestic Groove: EKA ROCK

DOMESTIC GROOVE ~ Celeb's Chosen Nine is my biweekly column in The Beat (Jakarta) mag. Basically it's an interview via e-mail which focuses on small, intimate, domestic stuff; what Indonesia's public figures are really into. For the 26th edition I went upclose-and-personal with Eka Rock.
Geekssmile, grup musik asal Bali bentukan 2001 ini kini telah berevolusi: berformasi kuartet, dengan satu biduan, beringsut meninggalkan rap-rock lalu menuju heavy metal/progressive rock. Silakan unduh bebas bea satu tembang yang menyoroti gejala patriotisme malas berpikir---sebuah fenomena nan akut menginfeksi masyarakat Indonesia---bertajuk "(((Yeah Yeah Yeah Indonesia)))"
DOMESTIC GROOVE ~ Celeb's Chosen Seven is my biweekly column in The Beat (Jakarta) mag. Basically it's an interview via e-mail which focuses on small, intimate, domestic stuff; what Indonesia's public figures are really into, musically speaking. For the 24th edition I went upclose-and-personal with Stevie Item.
Edition: September 21, 2011Rock-n-Roll-Exhibition: WOK THE ROCKPayudara, Wiski dan Ganja:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Wok The Rock Himself :: Playlist yang saya susun dalam pameran ini mengacu pada 3 seri mixtape yang pernah saya kerjakan 2 tahun yang lalu, yaitu seri All The Young Cult. Seri tersebut bisa anda unduh di http://theyoungcults.tumblr.com. Tema dalam seri ini merupakan lagu-lagu yang saya gemari saat menenggak alkohol dan menghisap ganja. Lagu-lagu yang menurut saya memiliki nuansa erotis, sensual, ritmis, hipnotik, liar bahkan syahdu. Ada yang bising dan kasar, ada pula yang mendayu dan mengiris perasaan. Bagi orang lain nuansa dan sensasinya akan berbeda, baik dalam pengaruh alkohol dan mariyuana atau "sadar" (berat menyebut keadaan saat tidak mabuk/giting sebagai kondisi sadar). Bagi pendengar yang doyan miras dan mariyuana, sangat disarankan anda menenggak dan menghisapnya sambil mendengarkan pameran seni suara ini. ♫ Radio streaming live 8-10 PM (Bali time) http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Edition: September 14, 2011Rock-n-Roll-Exhibition: RIO FARABI My Evergreen:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Rio Himself :: Yak, inilah 32 lagu "Evergreen" versi saya. Sebenernya saya juga masih bingung apa arti pasti dari lagu Evergreen. Sebenernya faktor apa yang membuat lagu layak disebut lagu Evergreen? Kalau dilihat dari kata-katanya, Evergreen berarti selalu hijau. Mungkin maksudnya adalah lagu-lagu yang ga bakal pudar, selalu hijau di hati atau ringkasnya adalah lagu yang abadi. And most of them came from pop/ballad genre, genre yang memang mudah diterima oleh kebanyakan orang. Karena saking populernya, maka lagu ini "wajib" masuk kedalam album kompilasi lagu-lagu Evergreen versi record label tertentu. Evergreen mungkin juga berarti lagu ini bakal tetep laku di tahun-tahun mendatang, apalagi kalo penyanyi aslinya udah meninggal, maka penyanyi baru yang menyanyikan lagu itu hampir dipastikan akan melejit juga. Sepertinya kata Evergreen ini mulai ada di tahun 70an akhir. Begitulah kira-kira analisa dangkal saya soal Evergreen ini. Tapi faktor-faktor tersebut ga berlaku buat playlist Evergreen saya. Lagu-lagu Evergreen versi saya ini lebih personal, punya memori spesial karena berkaitan erat dengan kejadian-kejadian "penting" dalam hidup saya, soundtrack dari berbagai fragmen hidup saya, lagu-lagu yang menemani saya tumbuh besar, ataupun lagu yang memiliki nilai estetis sedikit lebih banyak dibanding lagu-lagu lainnya di kuping saya. Dan pasti lagu-lagu ini bakal tetep hijau dihati, tetep enak didengerin kapan pun. Tetep abadi walaupun ratusan single terbaru dari puluhan bahkan ratusan band muncul. Terima kasih buat Brocuk Rudolf Dethu yang mengundang saya untuk berpameran di The Block Rockin' Beats ini. Sebuah kehormatan untuk bisa "berbagi" di blog yang super keren ini. Okeh, inilah playlist saya. Selamat menikmati dan bersulang! ♫ Radio streaming live 8-10 PM (Bali time) http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Umlaut adalah sebuah diakritik yang terdiri dari sepasang titik atau garis-garis yang ditempatkan pada sebuah huruf---biasanya huruf hidup. Diakritik? Huh? Ia berupa tanda kecil yang ditempatkan pada sebuah huruf untuk membedakan pengucapan dari huruf sejenis. Umlaut---yang berasal dari Bahasa Jerman---secara bebas bisa diterjemahkan sebagai "perubahan pengucapan", pula "pergantian bunyi". Huruf a, misalnya, dilafalkan sedikit berbeda dengan ä, o tak sama dengan ö, bunyi ü lebih lemah dibanding u. Demikian seterusnya.
DOMESTIC GROOVE ~ Celeb's Chosen Seven is my biweekly column in The Beat (Jakarta) mag. Basically it's an interview via e-mail which focuses on small, intimate, domestic stuff; what Indonesia's public figures are really into, musically speaking. For the 23rd edition I went upclose-and-personal with Che Cupumanik.
Tonite! April 27, 2011Rock-n-Roll Exhibition: ARDY CHAMBERS33 Sounds Outta 33 Degree Celcius City:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Ardy Himself ::...Pertama akrab dan mencintai lagu-lagu tertentu berawal sejak SMP, sekitar tahun 1994. Tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda mengenal kalangan pemusik tanah air dan dunia. Berada dan tinggal di Makassar dengan cuaca panas dengan suhu rata-rata 33 derajat celcius, mungkin lebih panas dari kota-kota lainnya di Indonesia, menjadikan rutinitas orang-orang begitu monoton, cenderung jadi followers dan konsumtif. Tidak banyak informasi lebih bisa didapatkan. Tidak banyak ketemu orang bisa berbagi informasi dan wawasan, kecuali saya tetap giat belajar di sekolah dan mencoba mencari koneksi/korespondensi keluar Makassar. Akhirnya beruntung dikaruniai passion independen dan mencoba mempopulerkan musik dan fashionnya yang saat itu masih asing di kalangan Makassar... Karena pengaruh informasi lokal, awalnya saya lebih banyak dengar dan suka artis/band rock lokal seperti God Bless, Edane, Roxx, Boomerang, Slank, Power Metal, Pas, Puppen, Koil. Bahkan hampir semua deretan lagu dan album mereka tidak terlewatkan, walaupun sebagian besar saya dapatkan bukan di saat mereka rilis. Intinya saya mengakui, dari awal banyak menyukai artis/band lokal hingga saat ini apalagi dengan kemunculan Burgerkill, Seringai, The Upstairs, Efek Rumah Kaca, Komunal, Kelelawar Malam, dan deretan band lokal berkualitas lainnya. Karena pengaruh internet yang mulai merambah pada akhir tahun 1997 dan keberhasilan saya terhadap korespondensi luar, menjadikan saya lebih banyak lagi mengenal katalog artis/band luar. Dan lagi-lagi diketemukan deretan artis/band rock khususnya heavy metal hingga hardcore punk. Bahkan ke subgenre rock yang lain nan modern. Dan passion tersebut menjadikan saya merasa sebagai masyarakat Indonesia yang kebetulan tinggal di Timur bahkan merasa sebagai masyarakat dunia yang kebetulan tinggal di Indonesia. Berikut playlist (sesuai tahun rilis) saya buat lebih variatif, sengaja saya pilih khusus lagu luar yang dari awal membuat sensasi, penasaran, dan kesenangan buat saya dan mengarahkan saya ke jalur seperti saat ini dan bahkan bisa mempertemukan saya sebagian diantara mereka. Mari nikmati! Oh, terima kasih kepada saudara R. Dethu, pendiri dan kurator Rock-n-Roll Exhibition, yang turut memilih saya untuk menampilkan playlist, dimana nanti akan disebarluaskan ke orang-orang yang dianggap kredibel dan kompeten soal musik. Proud! Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Tonite! March 30, 2011Rock-n-Roll Exhibition: HENRY FOUNDATION30 Bands That Told Me to Buy Guitar:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Henry Himself :: Sejak 20 tahun yang lalu saya tidak pernah bercita-cita menjadi pemain gitar handal, hingga kini pun tidak. Hanya berpura-pura seolah sedang memainkan gitar di kamar dengan penggaris panjang sambil mendengarkan beberapa koleksi musik yang dikutuk oleh Ibu saya. Hasilnya saya hanya cuma bisa menyanyi---itu pun seadanya. Gitar pertama saya adalah gitar akustik merk Yahaha (Yamaha palsu), beli bekas dari teman saya Iyus pada tahun 91. Lebih dari cukup untuk mempelajari chord dasar dengan bersusah payah. Setelah saya kuliah dan tidak lagi tinggal bersama orang tua, Ibu saya diam-diam membuang gitar tersebut. Sangat mengecewakan memang, walau pada waktu itu passion saya terhadap gitar telah hilang. Setelah menikah dan beberapa tahun berkonsentrasi dengan musik-musik sintetik, tiba-tiba passion terhadap gitar muncul kembali dan saya berfikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membeli gitar. Fender Jaguar menjadi pilihan gitar kedua saya pada akhirnya. Walau tidak handal bergitar, paling tidak kali ini saya bisa berpura-pura memainkan gitar di kamar bukan lagi dengan penggaris panjang dan tanpa sepengetahuan Ibu saya. Playlist yang saya buat berikut ini adalah beberapa band yang saya dengarkan dan sebagian lagi saya idolakan hingga men-trigger niat saya untuk membeli gitar. Bukan karena teknik shredding atau sound gitarnya yang extravaganza, lebih kepada sesuatu yang memasuki alam bawah sadar saya, proses kenikmatannya, lagi dan lagi---kalau kata Necrodeath---Bah! Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Tonite! March 16, 2011Rock-n-Roll Exhibition: CHE CUPUMANIKInkubator Rock Kotor:: Playlist, intro, song descriptions, and (some) photos, written and handpicked by Che Himself :: Playlist yang saya susun ini, bukan tipe lagu yang sengaja saya telusuri, karena lagu ini ada di zaman saya, dia datang melalui rekomendasi kawan atau dari terpaan media. Dulu dan kini, mereka menjadi teman akrab, penanda perjalanan hidup dan tapak-tapak jejak langkah. Lagu-lagu ini meski berasal dari tahun 90-an, mereka masih ada dalam daftar lagu yang sengit diputar saat ini, mereka masih terdengar modern. Dan bisa dipastikan, mereka membentuk selera dan cita rasa musikal saya. Bercak ekspresinya mungkin berantakan ada di dalam musikalitas yang saya bikin, disadari atau tidak. ♫ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
The New Wave of British Heavy Metal (frequently abbreviated as NWOBHM) was a heavy metal movement that started in the late 1970s, in Britain, and achieved international attention by the early 1980s. The movement developed as a reaction in part to the decline of early heavy metal bands such as Deep Purple, Led Zeppelin and Black Sabbath. NWOBHM bands toned down the blues influences of earlier acts, incorporated elements of punk, increased the tempo, and adopted a "tougher" sound, taking a harder approach to its music. It was a scene directed almost exclusively at heavy metal fans. The era is considered to be a major foundation stone for the extreme metal genres; acts such as the American thrash metal band Metallica cite NWOBHM bands like Saxon, Motörhead, Diamond Head, and Iron Maiden as a major influence on their musical style Reviled or ignored by many mainstream critics in both the UK and the US, the NWOBHM nonetheless came to dominate the heavy metal scene of the early-mid 1980s. NWOBHM was musically characterized by fast upbeat tempo songs, power chords, fast guitar solos and melodic, soaring vocals, with lyrical themes often drawing inspiration from mythology and fantasy fiction. The early movement was associated with acts such as Iron Maiden, Def Leppard, Saxon, Motörhead, Angel Witch, Tygers of Pan Tang, Blitzkrieg, Avenger, Sweet Savage, Girlschool, Jaguar, Demon, Diamond Head, Samson and Tank, among others. The image of bands such as Saxon, consisting of long hair, denim jackets, leather and chains, would later become synonymous with heavy metal as a whole during the 1980s. Some bands, although conceived during this era, saw success on an underground scale, as was the case with Venom and Quartz.
Back by popular demand, the JFCC Charity Jam will be held in less than three weeks! That's right, what better way to spend a Saturday night than listening to some of the best indie rock in the country while at the same time raising money for a good cause? This year, the line-up features three acts---KOIL, Efek Rumah Kaca and Sajama Cut---at a sweet, new location in central Jakarta - the Akmani Hotel on Jalan Wahid Hasyim, in Menteng. On the first floor of the hotel is an airy, outdoor/indoor terrace called the Terrazo Bianco, which we will have to ourselves starting at 8 PM on Saturday, March 12. An adjacent lounge will also be available for those who want to chill and have drinks, though tickets are needed for both.
Artikel ini ditulis oleh sejawat logam berat, Samack, pula telah tayang di Jakartabeat.net sejak beberapa hari silam & bertajuk asli "Jejak Iron Maiden di Indonesia". Isinya membahas tentang pengaruh, rekam jejak grup legendaris ini di Nusantara plus sisipan wawancara dengan beberapa sosok yang dianggap mahfum lagi memiliki keterkaitan batin kuat dengan Steve Harris & co. Di antaranya, ya, saya. Agar lebih mudah mengidentifikasi yang mana jawaban dari wawancara terhadap saya, warnanya saya bikin khusus, beda dengan yang lain. Kebetulan juga saya ditempatkan sebagai pihak paling terakhir dalam menjawab pertanyaan, jadi gampang mengenalinya. ...So, can you play with madness?
DOMESTIC GROOVE ~ Celeb's Chosen Seven is my biweekly column in The Beat (Jakarta) mag. Basically it's an interview via e-mail which focuses on small, intimate, domestic stuff; what Indonesia's public figures are really into, musically speaking. For the tenth edition I went upclose-and-personal with Marcell Siahaan.
Versi Bahasa Indonesia silakan klik di siniIn the context of international entertainment, last year brought a lot of hope to Jakarta. So many overseas musicians were involved (Java Jazz 2010 itself brought 430 musicians alone). The calibre of the festivals became much bigger (Java Rockin'Land was considered to be the largest rock event in South East Asia). More and more world famous bands came and played (311, Placebo, Smashing Pumpkins, to name a few). How about 2011? It gets even more huge. The early of this new year N.E.R.D. will play in Istora Senayan. A bit after that Ne-Yo also perform at the same venue. In February there'll be Deftones, Iron Maiden and New Found Glory. In March Stone Temple Pilots. In April Jimmy Eat World & Maroon 5. From this list the general public can be optimistic that the music show in Indonesia will be even more dynamic. We won't be too surprised if Jakarta or Indonesia could reach at least "Asia's Rock Mecca" status in 2011...

rudolfdethu

[instagram-feed feed=1]
Scroll to Top