search
FrekuensiPerangkapTikus

Frekuensi Perangkap Tikus: Mahakarya Musik dan Aktivisme

Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq baru saja ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima suap dari importir daging sapi.
DDH-01
Perserikatan introspective folk paling dihormati di Bali yang notabene pamornya berangsur kian benderang dalam lingkup Nusantara, Dialog Dini Hari, baru saja menerbitkan album termutakhirnya, Lengkung Langit.
Versi Bahasa Indonesia silakan klik di siniHere comes tristan, an alternative folk duo who are currently much-loved by many young adult Jakartans. Two high-school friends are the main members, Andrie Ridwan (singer, songwriter) and Andrew Hutasoit (multi-instrumentalist, composer), and they have just released their full-length debut album, HOME. Consisting of 11 songs, only one is written in Indonesian, the rest are in English. However, the Indonesian one, "Jelang Malam", was instantly appreciated by the Indonesian public and has reached top position on one of Jakarta radio's indie charts. Released under the flag of demajors records, all of the album materials were intimately recorded at home, using what the band calls their "home-recording" technique. Presenting "Songbird" as their first single, tristan music style is, according to them, heavily infected by The Beatles, Radiohead, Nick Drake, Jon Brion and Brooke Fraser. Keep yourself updated by visiting www.demajors.com frequently, and following the band on Twitter at @tristanologi.
Edition: November 30, 2011Rock-n-Roll Exhibition: REBEKAH E. MOORERock For Our Rights: The Planets Rarest and Most Radical Protest Songs:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Bekah herself :: ...This stage has no podium. These musicians are not politicians, news reporters, or educators. They are Indonesian citizens who share, with those in the pit tonight, a concern for justice. This rock concert is a demonstration: a loud, emotion-filled rally for honesty and equality. The dissenters do not move forward, marching in unison. They move in danceamoshing, head banging, grasping compatriots, and singing, in unison, songs that unite them and give poetic shape to a deep longing for something better, for one and all...I found these words in my research journal in 2010, written shortly after accompanying Bali-based grunge/psychedelic rock band Navicula on a tour to Jakarta to launch their latest single, "Metropolutan" (Metro-pollutant). One week earlier, the song was released for free download on the Internet. "Metropolutan" marked the band's latest critique of environmental degradation in Indonesia, a response to the pollution crisis in the nation's capital. Each night of the tour, hundreds of Navicula fans crammed into Jakarta venues and sang this song collaboratively, having memorized the lyrics after just a few days of repeated listening. As an ethnomusicologist, I came to Indonesia to study the development of the independent music industry in Bali following the 2002 bombings. But that tour, and my many other encounters with music activism in Indonesia and throughout my career have led me to a preoccupation with music as it debates and defines social justice. For my installation in this Rock-n-Roll Exhibition, I present just a handful of the many protest songs I've encountered over the years and across nations. I exclude such distinguished artists as Rage Against The Machine or Bob Marley, as well as a number of definitive protest anthems, from Marvin Gaye's "What's Goin' On" to Phil Ochs' "I Ain't Marching Anymore," despite my immense respect for these artists and anthems. Rather than revisiting the familiar classics (though I still sneak in a few favorites), I opt to explore a selection of artists---diverse in their styles, origins, and social concerns---who may be lesser known, and whose lyrical themes or personal activism has tantalized and scandalized their respective nations. In the mushrooming heat of global activism in which we find ourselves today---the fire that started on Tahrir Square and spread to Wall Street now burns in the hearts of rebels throughout this very nation---these real radicals of rock demonstrate that change begins with a brave and loud few. These musicians, I contend, uphold the highest standards of human rights and our greatest hope that, in Sam Cooke's prophetic words, "a change is gonna come." ♬ Radio streaming live: http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Edition: October 19, 2011Rock-n-Roll-Exhibition: WENING GITOMARTOYOBest Days:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Wening herself :: HALO, KAWAN Pertama-tama, terima kasih untuk yang tersohor Rudolf Dethu atas undangannya untuk membuat pameran musik ini. Saya kerap merasa gugup saat membuat playlist atau mixtape/CD, karena pasti saya akan berlaku ceroboh alias ada saja yang terselip atau malah menyertakan lagu yang nantinya saya sesali. Berhubung saya sudah jarang membuat mixtape/CD untuk kawan-kawan, ini saya buat untuk (ceritanya) kawan baru alias sebagai sarana berkenalan sekaligus untuk kawan lama. Kurang lebih inilah lagu-lagu dalam keseharian saya, yang membuat saya menangis, terkagum-kagum, sampai bergoyang halus di balik meja kantor. Ada beberapa nama kegemaran yang tak tercantum, seperti Cocteau Twins atau David Gates, tapi tak menyebutkan bukan berarti tak mencintai (walau bukan lantas berarti saya suka Nicki Minaj). Semoga menikmati. Radio streaming live: http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Edition: September 14, 2011Rock-n-Roll-Exhibition: RIO FARABI My Evergreen:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Rio Himself :: Yak, inilah 32 lagu "Evergreen" versi saya. Sebenernya saya juga masih bingung apa arti pasti dari lagu Evergreen. Sebenernya faktor apa yang membuat lagu layak disebut lagu Evergreen? Kalau dilihat dari kata-katanya, Evergreen berarti selalu hijau. Mungkin maksudnya adalah lagu-lagu yang ga bakal pudar, selalu hijau di hati atau ringkasnya adalah lagu yang abadi. And most of them came from pop/ballad genre, genre yang memang mudah diterima oleh kebanyakan orang. Karena saking populernya, maka lagu ini "wajib" masuk kedalam album kompilasi lagu-lagu Evergreen versi record label tertentu. Evergreen mungkin juga berarti lagu ini bakal tetep laku di tahun-tahun mendatang, apalagi kalo penyanyi aslinya udah meninggal, maka penyanyi baru yang menyanyikan lagu itu hampir dipastikan akan melejit juga. Sepertinya kata Evergreen ini mulai ada di tahun 70an akhir. Begitulah kira-kira analisa dangkal saya soal Evergreen ini. Tapi faktor-faktor tersebut ga berlaku buat playlist Evergreen saya. Lagu-lagu Evergreen versi saya ini lebih personal, punya memori spesial karena berkaitan erat dengan kejadian-kejadian "penting" dalam hidup saya, soundtrack dari berbagai fragmen hidup saya, lagu-lagu yang menemani saya tumbuh besar, ataupun lagu yang memiliki nilai estetis sedikit lebih banyak dibanding lagu-lagu lainnya di kuping saya. Dan pasti lagu-lagu ini bakal tetep hijau dihati, tetep enak didengerin kapan pun. Tetep abadi walaupun ratusan single terbaru dari puluhan bahkan ratusan band muncul. Terima kasih buat Brocuk Rudolf Dethu yang mengundang saya untuk berpameran di The Block Rockin' Beats ini. Sebuah kehormatan untuk bisa "berbagi" di blog yang super keren ini. Okeh, inilah playlist saya. Selamat menikmati dan bersulang! ♫ Radio streaming live 8-10 PM (Bali time) http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Tonite! Wednesday, April 06, 2011; 8-10 PMR-n-R Exhibition [mini version]: OOMLEO33 Lagu Penusuk Jantung, Tiada Jenuh Ter-putar-rus-menerusIntroduction and playlist, written and handpicked by Oomleo Himself.Inilah dia, 33 (kebetulan gua baru ulangtaun yang ke-33, so, dengan senang hati gua pilih angka tersebut.. hehe..) lagu favorit yang paling sering gua putar di playlist MP3 player gua "sepanjang masa"! Permohonan maaf sebelumnya tentang "ekspektasi". Sangat jauh m'lenceng dari kalimat "Rock-n-Roll Exhibition"; pilihan lagu gua terlalu "slow". Jazz-jazz standar dan slow-slow gitu, lah.. ("Sok-sokan jazz luh, oomleo! Najis.. Tokai kucing!") ...Cuek aja lah ...Sikat! ...Fisik dan mental tetep rock, tapi kalbu berkata lain. Silakan di-enjoy!Alm. bokap memperkenalkan The Beatles ke gua---sejak gua masih berbentuk janin---hingga gua menginjak status kanak-kanak. Pesan moral terselubung dari beliau saat itu adalah: "Kamu cukup mendengarkan The Beatles. Band-band lain setelah The Beatles adalah peniru The Beatles." Terlepas dari keadaan tersebut, koleksi kaset yang ada di lemari bokap hanya berisi jazz dan jazz, serta jazz. Selepas kanak-kanak hingga ABG, gua kepincut untuk membeli album kaset Ebiet G Ade, Benyamin S., Heli Gaos, Pengantar Minum Racun, Vina Panduwinata, Doel Soembang, D'Bodors, New Kids on the Block, Color Me Badd, dan (berbagai) berantakan lainnya. Saat itu gua nggak tersentuh metal dan variannya. Langsung skip ke arena Nirvana beserta adik-adiknnya. Sementara, nggak ada kontribusi apapun dari bokap di fase ini. Berbalik arah ketika menginjak usia muda ke dewasa---pra-wafatnya bokap---beliau mulai sharing soal musik; memperkenalkan nama musisi (rata-rata pemain jazz), menyebutkan nama-nama musisi favoritnya, mengajak gua buat kenal dengan temen-temen mudanya yang sering kongkow bermain musik, dan sebagainya. Gua kulik semua kaset yang ada di lemari milik bokap; genre, dan bobot musik yang ada. Pilihan gua cuma jatuh sama koleksi jazz standar milik bokap beserta varian jazz yang "mudah" diserap. Selain itu, sisanya cukup didengarkan sekali lewat dan/atau cukup mengenal nama musisinya saja. Saat itu, gua masih menikmati The Beatles (dan turunannya), yang menurut gua adalah sejenis tesis "anti-jazz"; yang bertolak belakang dengan keadaan setelahnya: Hampir semua musisi jazz pernah meng-cover satu/beberapa lagu The Beatles, namun tidak sebaliknya. Penikmat segala jenis musik pasti akan mafhum dengan keadaan tersebut. Demikian halnya dengan gua. Sekarang gua udah mulai tau, musik yang tepat buat gua, dan bisa memilih jenis musik yang bisa gua nikmatin sendirian. Buat nemenin kerja, dan sebagainya. ♪♬♫ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls ♬♩♫
Edition: Wednesday, February 16, 2011Rock-n-Roll Exhibition: TAUFIQ RAHMANIn Defense of Underdog:: Playlist, photos, intro, and song descriptions, handpicked and written by Taufiq himself :: I have never become a number one. And it is easy to see myself as a member of some kind of underdog club, people who just muddle through in life without any aspiration to be bigger than what they are, a state of mind that allows me to live with only little amount of pressure. Enough about myself! My championing of underachiever makes it easy to connect with bands who throughout their existence never achieve even a modicum of success---who never had a number one hit at the Billboard Chart or MTV videos. I hate to use this word, but these are some of the most "underrated" bands, who without the pressure of having to achieve success, could produce lasting work of art. These are music from bands that are spoken in hushed tones and knowing wink from people who are willing to look away from the screen, pages of Rolling Stone or the syndicated FM dial. Having said that, pardon my deliberate omission of The Beatles, The Who, The Rolling Stones, Metallica or even The Strokes. Everybody else has put them on almost any list, so why bother?
Tonite! Wednesday, 2010; 8-10 PMR-n-R Exhibition [mini version]: OPPIE ANDARESTATemple of Everlasting Light:: Introduction and playlist, written and handpicked by Oppie Herself :: Perjalanan karir musik saya sebagai penyanyi dan pencipta lagu di awali dengan terdamparnya saya di sebuah tempat di jalan Potlot 14 di awal 90an. Pada saat itu teman-teman saya yang sebagian besar rocker (Pay, Bimbim, Bongkie) sedang seru-serunya mendengarkan Whitesnake, Led Zeppelin, dll. Saya yang baru lulus SMA dan memainkan jazz fussion bersama Indra (yang kemudian bergabung dgn Slank), Ronald (mantan Gigi), Marshal (Ada band) mau tak mau mendengarkan musik rock setiap hari dengan cukup intens. Apalagi kemudian saya, Bimbim, dan Pay sempat membentuk grup band yang membawakan lagu-lagu rock dari Heart, Starship, Whitesnake, dll. Lalu satu malam saat kami nongkrong sambil mendengarkan Bimbim yang tahu keinginan saya untuk menjadi penyanyi bilang, " Kalau mau jadi penyanyi, jadilah penyanyi yang menciptakan lagu sendiri. Penyanyi yang punya sikap/pesan." Kemudian Pay datang dengan membawa album pertama Tracy Chapman, penyanyi perempuan kulit hitam, yang lagunya berlirik menggigit. Tracy bukan "a girl with sexy look". Bisa dibilang Tracy Chapman adalah role model saya dalam bermusik. Saya mendengarkan berbagai jenis musik. Tapi saya selalu tertarik untuk mendengarkan dan belajar dari musisi perempuan lainnya yang bisa memainkan instrumen, menciptakan lagu, dan punya sikap/pesan kuat di karya mereka. Berikut adalah lagu/musik yang yang juga memberi inspirasi saya bermusik, musik yang membuat saya joget di atas pool table atau nyebur ke swimming pool, musik yang membantu saya tetap waras, musik yang saya putar di awal hari saya, yang saya putar di ujung hari saya, yang saya dengar saat saya PMS, musik/lagu yang biasa saya dan teman-teman nyanyikan sampai suara saya habis... ♪♬♫ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls

rudolfdethu

[instagram-feed feed=1]
Scroll to Top