search

SKENARIO MASA VAKANSI

Retro Jakarta outfit WSATCC just released their their collection, 𝘈𝘭𝘣𝘶𝘮 𝘝𝘢𝘬𝘢𝘯𝘴𝘪.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

[For English version please scroll down]

“…8 tahun berlalu, jujur saja jika kembali ke pertengahan tahun 2002 ketika pertama berdiri, saya tidak mengira White Shoes & The Couples Company akan berjalan sejauh ini sebagai sebuah band. Ini adalah rilisan ke-3 setelah sebelumnya mengeluarkan album pertama di tahun 2005 dan mini album Skenario Masa Muda di tahun 2008. Rasanya baru kemarin kami masih duduk berkumpul memainkan lagu-lagu kami menumpang di kelas jurusan musik hanya dengan piano dan gitar akustik bahkan kadang di tengah sebuah studio yang belepotan tanah liat, kadang ditemani bau cat minyak atau bau M3 (pelumat tinta sablon). Semua yang berlalu selama lebih kurang 8 tahun ini tidak terasa dilewati, kadang bahkan ada memori-memori manis yang terlupa…”

Ungkap Nona Sari girang berpanjang-panjang tentang karya terbaru kelompoknya. Benar sekali, kumpulan musisi lepasan Institut Kesenian Jakarta ini baru saja menerbitkan Album Vakansi pada awal Oktober. Album ini, masih menurut sang biduanita Aprilia Sari—nama komplet Nona Sari.

Layaknya koper, catatan harian atau kotak memori dari pengalaman melalui hari-hari bersama sejawatnya: Yusmario Farabi (gitar, synth, vokal latar), Saleh Husein (gitar, vokal latar), Ricky Surya Virgana (bas, cello, vokal latar), Aprimela Prawidiyanti (kibor, piano, viola, vokal latar), serta John Navid (drum, perkusi). Album Vakansi merupakan kumpulan kisah anjangsana ke tempat-tempat baru, mengalami hal-hal baru, pula padu padan berkesenian dengan para musisi legendaris macam Fariz RM, Riza Arshad dan Oele Pattiselano. Selain itu, komposisi rekaman di bawah naungan Purapura Records ini banyak juga mengajakserta karib lainnya seperti oomleo yang menyumbangkan tembang nan kental pengaruh Ismail Marzuki, “Kisah dari Selatan Jakarta”, Ade Firza Paloh via “Ye Good Ol’ Days”, pula David Tarigan yang menulis lirik “Matahari”. Sementara lagu yang bertitel sama dengan album, “Vakansi”, diciptakan oleh Ricky Surya Virgana dan Nona Sari yang sengaja menulis liriknya agar bernuansa tropikal, kental suasana tamasya, piknik dan berlibur. Di “Vakansi” ini pula gitaris jazz kampiun, Oele Pattiselano, mengisi gitar di sana-sini serta menjadi pemimpin aransemen. Sementara Riza Arzhad bertindak sebagai sound engineer dalam sesi rekaman yang sengaja digagas live ini. Kursi produser sendiri diduduki oleh David Tarigan & WSATCC serta dikerjakan di 3 studio berbeda yaitu Pendulum, Postcard, & Like Earth.

Nah, untuk melengkapi mood vakansi anda silakan piknik ke situs WSATCC, siapa tahu Nona Sari & Rekan sedang hendak berwisata ke lokasi sekitar Anda.

English version

Retro Jakarta outfit, White Shoes and the Couples Company, just released their third collection, Album Vakansi. According to Aprilia Apsari this album is much like a suitcase, a diary or a memory box that contains stories about traveling or a vacation trip, and day-to-day life with band members: Yusmario Farabi, Saleh Husein, Ricky Surya Virgana, Aprimela Prawidiyanti, and John Navid; collaborating, sharing experiences with legendary musicians such as Fariz RM, Riza Arshad and Olle Pattiselano, and also having fun with buddies such as Oomleo (who wrote “Kisah dari Selatan Jakarta”), Ade Firza Paloh (who wrote “Ye Good Ol’ Days”), and David Tarigan (who contributed lyrics for “Matahari”).

The album consists of 11 songs with David Tarigan as the producer, and all under a new label: Purapura Records.

Stay connected with what’s going on via their website WSATCC.

• Read also ROCK-N-ROLL EXHIBITION: RIO FARABI.

———

• This article was originally published on The Beat Jakarta #24, October 2010 and updated on 8 August 2022

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

W167
Butuh waktu hingga 3 tahun bagi Aray Daulay merampungkan album terbarunya, Lagu Perjalanan. Namun rentang nan panjang itu tidak sia-sia, malah memuaskan. Karena jitu menggambarkan sosok Aray sebagai musisi veteran, melewati bermacam fase dan tren, kenyang asam garam belantika musik Indonesia.
Scroll to Top