search

Rock-n-Roll Exhibition: VEROLAND

Saya sangat kaget ketika membaca email dari Mr. Dethu kemarin yang mengingatkan saya harus mengirim list lagu-lagu pilihan saya dalam dua hari.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Edition: October 20, 2010; 8-10 PM

Upcoming R-n-R Exhibition: VEROLAND
Chop-N-Roll: My On-The-Go Playlist

:: Introduction and playlist, written and handpicked by Vero Himself ::

Saya sangat kaget ketika membaca email dari Mr. Dethu kemarin yang mengingatkan saya harus mengirim list lagu-lagu pilihan saya dalam dua hari. Memang beliau sudah meminta saya dari beberapa bulan lalu, tapi somehow ada saja kerjaan yang mengganggu ketika saya mau mulai memilih lagu dari iPod model primitif saya.

Berikut adalah playlist dari on-the-go-2 dalam iPod saya yang layarnya penuh guratan dan bercak oli; sering dipasang di workshop saya, biasa terdengar di antara bunyi batu gerinda yang beradu dengan pipa baja, tumbukan palu yang menghajar plat aluminum setebal 2mm (lebay…).

Keras? Belum tentu, seperti halnya workshop saya yang kadang super berisik tapi kadang sunyi, pilihan musik saya tidak terpatok pada satu genre. Yang penting bagi saya, kadang bisa memompa semangat, tapi kadang juga menurunkan emosi ketika salah satu tukang las salah potong pipa.

The Playlist:

01. Let’s Go Crazy – The Clash
Saya pilih sebagai lagu pembuka karena lagu ini selalu bisa menaikkan mood saya. Walaupun udara sangat panas, lagu ini terasa seperti jus nanas. Walau baju sudah bau oli, tapi terasa seperti sedang memakai Hula shirt.
Sandinista/1980

02. Fool in the Rain – Led Zeppelin
Satu-satunya alasan saya lanjutkan dengan lagu ini hanya karena saya menangkap kegembiraan yang sama di akhir lagu ini dengan lagu sebelumnya.
In Through the Out Door/1979

03. Low Rider – War
Ini adalah lagu wajib saya ketika bersih-bersih. Saya pilih bukan karena judulnya. Those who like Cheech N’ Chong, must dig what I’m talkin’ about.
Why Can’t We Be Friends/1975

04. Twist of Cain – Danzig
Sebuah bukti bahwa tidak perlu twin pedal, distorsi maha dahsyat dan sumpah serapah untuk membuat ruangan menjadi tiba-tiba gelap.
Danzig/1988

05. In My Darkest Hour – Megadeth
Berhubung sudah gelap-gelapan… lanjutkan! Setiap mendengar lagu ini saya selalu teringat masa ketika saya masih SD yang karena begitu mengidolakan band ini, hingga menggambar logo Megadeth di tas sekolah dengan menggunakan rapido 0,8 merk Rotring. Hanya saja berhubung terlalu ingin fontnya semirip mungkin, saya terlalu serius dan fokus kepada huruh “H” yang melancip ke bawah agar proporsinya bisa mirip dengan “M” di awal. Hasilnya? Huruf “T” ketinggalan. Maka jadilah tas saya satu-satunya itu bertuliskan “MEGADEH”. (true story)
So Far, So Good… So What!/1988

06. Wasted Years – Iron Maiden
Masih sekitar masa kecil; pertama kali saya mendapatkan kaset Iron Maiden adalah sebuah sogokan dari seorang pemuda yang saat itu sedang “pedekate” karyawati salon milik ibu—dengan maksud agar saya tidak melaporkan kunjungannya saat hampir setiap kali ibu pergi. It’s one of the greatest songs ever, by the way!
Somewhere in Time/1986

07. Tiny Dancer – Elton John
Saya selalu tertarik membicarakan asal usul pertama kali kita mendengar sebuah lagu. Kali ini saya sangat setuju dengan Dave Grohl tentang rasa terimakasihnya kepada Cameron Crowe yang telah menyisipkan lagu ini di adegan bus pada film “Almost Famous”. Karena, tanpa film itu, saya tidak akan tahu tentang lagu ini, apalagi dari Elton John.
Madman Across the Water/1971

08. Touch – Dave Grohl ft. Louise Post
Berhubung barusan saya singgung namanya,berikut sebuah nomor yang cantik dari beliau, berduet dengan Louise post dari Veruca Salt, berjudul “Touch” diambil dari album soundtrack film dengan judul yang sama.
OST Touch/1997

09. Woman in Chains – Tears for Fears
Bukan karena bicara tentang rantai, tetapi karena topik sebelumnya tentang duet. I really love this song! Oom Phil Collins menyumbangkan gebukan drumnya, ditambah suara Oleta Adams yang mengiris… Dahsyat! Awas; kekerasan dalam rumah tangga ada di sekitar kita!
The Seeds of Love/1989

10. Hunger Strike – Temple of The Dog
Tidak selalu dipasang sebelum waktu makan siang saya. Toh saya menangkap emosi yang sama dengan lagu sebelumnya, walau dengan tema yang berbeda. Lengkingan suara Chris Cornell di antara suara khas Eddie Vedder… Could you find any better combination?
Temple of the Dog/1991

11. Packin’ – Porno for Pyros
Saya selalu memasang lagu proyek sampingan-nya Perry Farrell dari Jane’s addiction ini sesudah lagu sebelumnya. Sama sekali tidak ada hubungannya. Mungkin karena era yang sama, tapi alasan lebih tepatnya adalah hanya karena mixed tape saya pada masa itu susunannya begitu.
Porno for Pyros/1993

12. Holiday in Cambodia – Dead Kennedys
Bagi saya lagu ini adalah sebuah bukti bahwa punk can be so brilliant. Forget about how deeper the song than just the lyrics, atau alasan simple-nya drums dengan hanya snare dan kicker yang berkesan militer. Cocok didengarkan oleh kaum socialite metroseksual yang melepas lelah dengan meminum kopi seharga sekilo beras organik di sore hari selepas jam kerjanya di perusahaan penggaji UMR miliknya.
Fresh Fruit for Rotting Vegetables/1980

13. Thieves – Ministry
Komentar saya hanya satu kata: Adrenalin!
The Mind is a Terrible Thing to Taste/1989

14. Psycho Sideshow – Mad Sin
One of my favorite psychobilly song! Feels like the torque from a flathead V8 under a beat up chopped Mercury’s hood!
Survival of the Sickest/2002

15. Janie Hawk – Roger Miret and the Disasters
Saya suka cara Roger Miret bernyanyi dengan santai di lagu ini. Sedikit istirahat dari mendengar teriakan-teriakannya di Agnostic Front.
1984/2005

16. 1% – Lars Frederiksen and the Bastards
Mumpung masih di suasana yang sama; lagu ini cocok dipasang dalam mobil pick up tua dengan ban gundul yang semua bagian di mobil itu berbunyi kecuali klaksonnya.
Viking/2004

17. Loco Gringos Like a Party – Reverend Horton Heat
Para jagoan ini harus ada dalam list saya!
Lucky 7/2002

18. Great Expectations – The Gaslight Anthem
Satu lagi dari kelas pekerja kerah biru yang masih segar, beda dan berbahaya. Yang tak perlu gengsi menunjukkan darimana influence-nya.
The ’59 Sound/2008

19. Afterworld – Tiger Army
Saya pilih lagu ini karena saya sangat terkesan dengan ending dari lagu ini. cara yang sangat cerdas dalam mengakhiri sebuah lagu. Ditambah lagi dengan berani bersuara merdu dalam memainkan music Psychobilly.
Music from Regions Beyond/2007

20. There Is a Light That Never Goes Out – The Smiths
Entah kenapa saya sering memasang lagu ini sesudah lagu sebelumnya walaupun dari genre yang berbeda. Mungkin karena keduanya sama-sama bernyanyi dengan cara merdu?
The Queen Is Dead/1986

21. Unsung – Helmet
Untuk sedikit memompa semangat, mengingatkan saya pada masa sekolah. Pulang pergi menikmati jalanan Jakarta yang belum semacet sekarang dengan mobil tua yang sering mogok. Beberapa tahun kemudian, saya sering berkendara secara virtual dengan lagu ini di sekitar Inglewood sambil memasang Radio X dalam game Grand Theft Auto San Andreas. Oh ya, setiap mendengar lagu ini, saya selalu membayangkan bagaimana jadinya kalau lagu ini dinyanyikan oleh Ozzy Osbourne.
Meantime/1992

22. Sweet Leaf – Black Sabbath
Sangat kurang afdol bila saya tidak mencantumkan nomor dari beliau-beliau ini.
Master of Reality/1971

23. Institutionalized – Suicidal Tendencies
Masih dengan alasan nostalgia, saya ingat pertama kali saya mendengar lagu ini di salah satu episode serial “21 Jump Street” yang bercerita tentang remaja labil yang melawan orang tuanya dengan berlaku cenderung ke arah kriminal. All I want is a Pepsi!

24. Jihad – Slayer
Dari kacamata bodohnya teroris yang menyalah artikan judul lagu dahsyat dari para bapak-bapak perkasa ini.
Christ Illusion/2006

25. Disconnect – Rollins Band
Satu lagi bapak-bapak perkasa  paporit saya. Sang front man bertanggungjawab atas pernah suksesnya saya membentuk otot sebelum akhirnya terpaksa meninggalkan latihan rutin akibat sering tergoda pergi ke disco-goyang-leher (Disco Neck!).
Weight/1994

26. (Rock) Superstar – Cypress Hill
Konon adalah versi sebelum mereka mengeluarkan (Rap) Superstar. Lagu ini benar-benar gagah.
Skull & Bones/2000

27. Surprise! You’re Dead! – Faith No More
Lagu ini sering menemani saya sewaktu SMP, ketika sangat labil dan  bimbang apakah saya ingin tetap menjadi anak metal yang gondrong, atau berbaju gombrong seperti para rapper.
The Real Thing/1989

28. Kilometer Terakhir – Seringai
Lagu favorit saya dari band ini. Bukan hanya karena suara raungan mesin di awal dan decitan ban di akhir lagunya, tapi keseluruhan lagu ini sangat mewakili liarnya adrenalin tanpa henti ketika puluhan tenaga kuda yang didapat hanya dengan memelintir genggaman tuas gas di tangan kanan kita, kopling kering yang beradu dengan plat panas berotasi super cepat, gigi baja yang mentransfer daya ke hangusnya karet panas yang mencengkeram aspal.
Serigala Militia/2007

29. The Age of Pamparius – Turbonegro
Ini adalah versi live-nya. Lucunya, di awal lagu ada penggalan suara mesin juga yang membuat saya ingin memasang lagu ini setelah lagu sebelumnya, walaupun tanpa maksud dimirip-miripkan. Coba simak lagu ini sampai akhir. Saya sangat suka ending-nya.
Apocalypse Dudes/2007

30. Somewhere Over the Rainbow/What a Wonderful World – Israel Kamakawiwo’ole
Ini lagu penutup pilihan saya, juga merupakan lagu spiritual penenang batin saya. Kadang sulit untuk tenang bila hidup di kota besar (lebay lagi!), tapi lagu ini sangat sering membantu saya. Kalau saja ada orang yang sanggup menciptakan helm seperti alat untuk creambath tapi mengeluarkan udara sedingin AC sekaligus mengeluarkan aroma papaya mengkal, mungkin akan bisa menggantikan lagu ini. Saya sangat suka cara beliau menggabungkan dua lagu ini, seakan memang diciptakan begitu.
Ka ‘Ano’i/1990

…Maafkan bila playlists saya ini terlalu campur aduk atau kurang bisa dimengerti. Terima kasih kepada Mr. Dethu yang memberi kesempatan pada saya untuk sharing dengan teman teman. Terima kasih juga untuk Ade Putri yang di sela kesibukannya mau mencabut lagu-lagu ini dari iPod saya pada saat-saat terakhir dari deadline yang diberi pak Dethu.

___________________

Vero, di urusan modifikasi motor besar, hot rod, dan sebangsanya, adalah legenda hidup. Kickass Choppers, bengkelnya, bak museum rupa-rupa hasil kerajinannya merombak motor/mobil menjadi sebentuk state-of-the-art. Kedigdayaannya dalam modifikasi telah mengantarkannya menjadi satu dari sedikit sosok amat terhormat di skena modif Nusantara.

___________________

♬ Download the whole playlist here ♫

See y’all again next Wednesday!

Boozed, Broozed, and Broken-boned,
RUDOLF DETHU
____________________

The Block Rockin’ Beats
Curator: Rudolf Dethu
Every Wednesday, 8 – 10 PM
The Beat Radio Plus – Bali, 98.5 FM

120 minutes of cock-melting tunes.
No bullcrap.
Zero horse shit.
Rad-ass rebel without a pause.

Shut up and slamdance!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

RUDOLF DETHU

Scroll to Top