search

Rock-n-Roll Exhibition: INDRA AMENG

Edition: April 07, 2010Rock-n-Roll Exhibition: INDRA AMENG33 Songs of My Monday Mayhem Playlist:: Playlist, intro, song descriptions, and (a few) photos, written and handpicked by Ameng Himself :: Playlist ini spesial saya siapkan untuk dimainkan pada acara Monday Mayhem di bar legendaris, Parc, enam tahun yang lalu. Pertama kali saya diundang main sebagai Guest DJ di Monday Mayhem oleh Nasta Sutardjo pada tanggal 1 Maret 2004, saya langsung berpikir untuk mainin set list yang saat itu belum diputarkan di Parc. Idenya adalah memutarkan lagu-lagu yang bisa bikin suasana ramai hingar-bingar, bisa sing-along, dan teriak-teriak bersama. Untuk itu saya perlu musik yang keras, bikin semangat, sekaligus juga lagu-lagu yang bisa dinyanyiin bareng-bareng. Karena itu saya memilih membuat spesial set tribute untuk era 80s glam metal dan hair metal band setiap main di Parc. Era rock yang menghasilkan banyak lagu-lagu anthemic, yang bikin anak-anak muda di tahun 80an pengen nge-band dan punya rambut gondrong. Masa 80an ini jadi salah satu periode yang menyenangkan buat saya. Semasa masih di kelas 4 Sekolah Dasar tahun 1984, saya suka nginep di rumah kakak sepupu saya di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dia mengkoleksi banyak kaset-kaset album rock dari mulai Kiss, Rush, Iron Maiden, Van Halen dan masih banyak lagi lainnya. Dari situ, saya suka mendengarkan kaset-kasetnya dan mulai mengidolakan band-band tersebut, sampai ikutan mengkoleksi kaset-kaset keluaran Team Records dengan titel Rockline, Aquarius, Yess, dll. Berlanjut dengan beli majalah Vista yang banyak memuat foto-foto dan berita band-band rock idola saya, beli poster band, beli kaos band di Ratu Plaza, dan ikut nonton konser di Bulungan. Lagu-lagu dari band-band inilah yang jadi soundtrack masa ABG saya. Gara-gara kakak sepupu saya ini, saya lebih banyak menghabiskan masa remaja mendengarkan lagu-lagu Motley Crue, Iron Maiden, Metallica, Anthrax, dkk, dan bukan Duran-Duran atau Spandau Ballet. Kembali ke Parc, saat pertama main di Parc dengan playlist ini, saya meminta sebuah mikrofon, yang awalnya saya pergunakan untuk berbicara sedikit membuka set sebelum lagu pertama diputar, dan baru kemudian mikrofon dibuka untuk siapa pun yang ingin ikut bernyanyi. Kemudian keterusan menjadi kebiasaan untuk selalu menyediakan mikrofon setiap main. Setelah sempat dua kali main sebagai DJ amatiran, rasanya garing juga main sendokiran..., baru kemudian saya ajak Indra Tujuh (yang punya selera sama dan emang DJ beneran hehehe) sebagai partner untuk mainin playlist ini, dan jadilah duet DJ Duo Indra sebagai spesialis lagu-lagu era 80s glam metal dan hair metal band di Parc. Playlist ini saya dedikasikan untuk Monday Mayhem, teman-teman yang mengenang masa muda di tahun 80-an, juga untuk berbagi kepada mereka yang nggak ngalamin era rock 80an dan tentunya untuk menghibur hati yang luka hehehe... PS: Oh ya, terima kasih pada partner saya, Agent Virgo Ago Go yang mengusulkan pada saya agar men-share playlist ini di program The Block Rockin' Beats.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Edition: April 07, 2010

Rock-n-Roll Exhibition: INDRA AMENG
33 Songs of My Monday Mayhem Playlist

:: Playlist, intro, song descriptions, and (a few) photos, written and handpicked by Ameng Himself ::

Playlist ini spesial saya siapkan untuk dimainkan pada acara Monday Mayhem di bar legendaris, Parc, enam tahun yang lalu. Pertama kali saya diundang main sebagai Guest DJ di Monday Mayhem oleh Nasta Sutardjo pada tanggal 1 Maret 2004, saya langsung berpikir untuk mainin set list yang saat itu belum diputarkan di Parc. Idenya adalah memutarkan lagu-lagu yang bisa bikin suasana ramai hingar-bingar, bisa sing-along, dan teriak-teriak bersama. Untuk itu saya perlu musik yang keras, bikin semangat, sekaligus juga lagu-lagu yang bisa dinyanyiin bareng-bareng. Karena itu saya memilih membuat spesial set tribute untuk era 80s glam metal dan hair metal band setiap main di Parc. Era rock yang menghasilkan banyak lagu-lagu anthemic, yang bikin anak-anak muda di tahun 80an pengen nge-band dan punya rambut gondrong.

Masa 80an ini jadi salah satu periode yang menyenangkan buat saya. Semasa masih di kelas 4 Sekolah Dasar tahun 1984, saya suka nginep di rumah kakak sepupu saya di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dia mengkoleksi banyak kaset-kaset album rock dari mulai Kiss, Rush, Iron Maiden, Van Halen dan masih banyak lagi lainnya. Dari situ, saya suka mendengarkan kaset-kasetnya dan mulai mengidolakan band-band tersebut, sampai ikutan mengkoleksi kaset-kaset keluaran Team Records dengan titel Rockline, Aquarius, Yess, dll. Berlanjut dengan beli majalah Vista yang banyak memuat foto-foto dan berita band-band rock idola saya, beli poster band, beli kaos band di Ratu Plaza, dan ikut nonton konser di Bulungan. Lagu-lagu dari band-band inilah yang jadi soundtrack masa ABG saya. Gara-gara kakak sepupu saya ini, saya lebih banyak menghabiskan masa remaja mendengarkan lagu-lagu Motley Crue, Iron Maiden, Metallica, Anthrax, dkk, dan bukan Duran-Duran atau Spandau Ballet.

Kembali ke Parc, saat pertama main di Parc dengan playlist ini, saya meminta sebuah mikrofon, yang awalnya saya pergunakan untuk berbicara sedikit membuka set sebelum lagu pertama diputar, dan baru kemudian mikrofon dibuka untuk siapa pun yang ingin ikut bernyanyi. Kemudian keterusan menjadi kebiasaan untuk selalu menyediakan mikrofon setiap main. Setelah sempat dua kali main sebagai DJ amatiran, rasanya garing juga main sendokiran…, baru kemudian saya ajak Indra Tujuh (yang punya selera sama dan emang DJ beneran hehehe) sebagai partner untuk mainin playlist ini, dan jadilah duet DJ Duo Indra sebagai spesialis lagu-lagu era 80s glam metal dan hair metal band di Parc.

Playlist ini saya dedikasikan untuk Monday Mayhem, teman-teman yang mengenang masa muda di tahun 80-an, juga untuk berbagi kepada mereka yang nggak ngalamin era rock 80an dan tentunya untuk menghibur hati yang luka hehehe…

PS: Oh ya, terima kasih pada partner saya, Agent Virgo Ago Go yang mengusulkan pada saya agar men-share playlist ini di program The Block Rockin’ Beats.

The Playlist:

01. The Spirit of Radio – Rush
“Begin the day with the friendly voice…” Itu baris pertama dari lirik yang ditulis Neil Peart, yang diakhiri dengan: “…and echoes with the sound of salesmen”. Salah satu lirik lagu terbaik yang pernah ditulis, dan bagi saya nomor ini selalu cocok menjadi nomor pembuka playlist DJ set ketika main di klub. Dengarkan musiknya dan simak liriknya. Jenius.

02. Battery – Metallica
Ini salah satu komposisi klasik. Kadang saya berpikir mungkin lagu ini terinspirasi dari musik klasik. Saya ingat lagu ini sangat populer di di radio pada masanya. Tapi zaman sekarang, musik sekeras ini sulit dapat kesempatan diputar di radio. Kayaknya orang sekarang lebih konservatif dibanding dulu.

03. Wasted Years – Iron Maiden

Dari semua band yang saya masukkan ke dalam playlist ini, Iron Maiden adalah yang terfavorit. Lagu ini juga saya pilih dari album favorit saya sepanjang masa Somewhere in Time. Rilisan single “Wasted Years” juga memuat salah satu nomor kesukaan saya pada B-side-nya yang cukup sulit ditemukan “Reach Out”.
Oya, simak intro gitarnya yang masuk dengan kencang menusuk ke hati.

04. Cum On Feel The Noize – Quiet Riot
Karena dulu saya cukup fanatik dengan Mötley Crüe, saya nggak suka sama Quiet Riot. Gara-gara pernah baca artikel di majalah yang memberitakan adanya “perang mulut’ antara vokalis Kevin DuBrow (Quiet Riot) dengan drummer Tommy Lee (Mötley Crüe). Tapi lagu yang satu ini ternyata bisa bikin saya kepincut. Tapi cuma lagu ini aja.. hehehe…

05. Dude (Looks Like a Lady) – Aerosmith
Bukan merupakan nomor kesukaan saya dari Aerosmith, tapi lagu ini enak banget untuk diputar di klub. Jika diputar dengan menggunakan stereo sound system, ada part teriakan vokal dari lagunya yang memakai teknik pembagian suara di speaker kanan dan kiri yang sangat assoy punya.
~ Video musik lagu ini sangat populer di MTV, silakan cek di sini

06. Hysteria – Def Leppard
Cocok untuk chill-out. Bisa diacuhkan, juga bisa tetap didengarkan sambil ngobrol dengan teman di sebelah saat di dalam klub, walaupun musik diputar dengan volume maksimal. Tapi tetap ini lagu enak banget dan bisa bikin kita terhanyut ke dalam melodi gitar dan beat-nya yang konstan.

07. Think About You – Guns N’ Roses
Dulu waktu saya masih sekolah di SMP Negeri 1 Cikini, Jakarta, saya naksir sama satu cewek, adik kelas saya. Lagu ini selalu bikin saya ingat sama dia. Waktu itu, karena saya tau dia suka Guns N’ Roses, saya kasih dia kaset album Appetite for Destruction keluaran Team Records. Sebaliknya pas saya ulang tahun, dia kasih saya t-shirt Guns N’ Roses.
Sebenarnya semua lagu yang ada di album Appetite for Destruction sama kerennya dan bisa masuk ke dalam playlist saya ini, tapi khusus yang ini beda. Saya pilih memasukkan lagu ini karena alasan yang sangat personal ☺

08. 18 & Life – Skid Row

Ricky was a young boy…

09. Heaven – Warrant
Menyenangkan untuk sing-along. A good karaoke song, indeed. Semua ikut nyanyi dan bahagia, apalagi kalau minuman lancar.

10. Always There For You – Stryper
Suara tinggi dan lengkingan vokal  yang cempreng sungguh sangat aduhai dan tak terlupakan. Michael Sweet, sang vokalis pernah dinobatkan sebagai salah satu vokalis yang masuk dalam list TOP 10 HIGH PITCH METAL SINGERS. Simak khususnya album Stryper In God We Trust, dan coba pasang dengan volume maksimal di klub, dan rasakan lengkingan suara Mas Michael Sweet membuai kuping kamu. Oh, so sweet.

11. I Want Out – Helloween

Pertama kali mendengar lagu ini dari album Live in the U.K. Sangat suka dengan artwork cover albumnya. Sayang sekali saya sudah kehilangan kaset album ini yang dulu saya beli di Duta Suara, Jl. Sabang. Sempat iri dengan seorang teman yang memajang poster album Live in The U.K. di dinding kamarnya. Saya attach gambar artwork cover-nya disini. Sampai sekarang pun saya masih pengen punya poster cover album Helloween yang satu ini.

12. Rock Bergema – Roxx
Ada sebuah pengalaman menonton konser Roxx yang sangat berkesan buat saya, saat saya masih belasan tahun… Acara pentas seni SMA, bertempat di SMA Negeri 6, Jl. Mahakam, Blok M. Saya dengan beberapa kawan pergi nonton kesana. Kami mengintip ke belakang panggung. Pengen lihat Roxx. Ada Trison di situ, juga Jaya dan Ari. Terlihat juga Jodi (Alm.) bersama Ayu Azhari. Dan ada juga kakak-beradik Boy dan Dayan (vokalis Stupid Prisoner Band) yang juga main hari itu. Kebetulan saya kenal sama Dayan, jadi saya coba mendekat ke belakang panggung dan menegur Dayan. Dayan memanggil saya, hingga akhirnya saya yang masih kecil saat itu bisa nangkring di belakang panggung dan melihat personil Roxx dari dekat. Wuiiiih!! Seneng banget rasanya. Nggak bakal lupa. Saya menonton mereka dari belakang panggung saat satu persatu personil Roxx naik ke atas panggung, dan ketika Trison yang terakhir naik ke panggung, saya langsung bergerak ke depan panggung menuju kerumunan penonton yang sudah mengerubungi bibir panggung.
Sore itu Roxx selain memainkan lagu dari Metalica, tentunya juga membawakan “Rock Bergema” yang sangat ditunggu-tunggu!! Gila! Dahsyat!! Salah satu konser paling keren yang pernah saya lihat.
Bagi saya, “Rock Bergema” adalah salah satu lagu lokal terbaik, teristimewa di kelasnya, dan menjadi suara bagi zamannya.

13. A Room With a View – Death Angel

Menenangkan. Menghanyutkan. Menerawang.  Dulu sering diputar sambil berbaks bareng konco-konco.

14. Hangar 18 – Megadeth
Saya anggap salah satu lagu metal terbaik yang pernah diciptakan. Permainan gitar yang hebat membuat kecanduan untuk mendengarnya berulang-ulang dan aransemen yang luar biasa apik. Pada masa itu, saat mendengar lagu ini, saya nggak peduli dengan apa isi liriknya, karena musiknya terlalu bagus, dan apalagi…. permainan gitarnya terlalu keren.
Timeless.

15. Practice What You Preach – Testament
Tidak mungkin melewatkan  mendengarkan lagu Testament yang satu ini jika muda di era ini.

16. Final Countdown – Europe
Suatu waktu di akhir tahun 80-an, saya pergi ke toko kaset, dan cuma bawa uang secukupnya, jadi cuma mampu beli satu kaset. Ada dua pilihan ketika itu. Saat itu lagi ngetop film Top Gun yang dibintangi bintang muda baru bernama Tom Cruise. Film ini mengeluarkan album soundtrack yang lagunya juga bagus-bagus.  Bingung antara beli kaset Europe atau OST Top Gun.
Enak sekali dulu bisa menjajal sebelum membeli. Jadi dengerin dulu satu-satu lagunya.
Akhirnya saya pilih  beli Europe, gara-gara intro keyboard lagu “Final Countdown” yang rasanya terdengar begitu megah dan memanggil-manggil saya untuk membeli kasetnya.

17. Runaway – Bon Jovi

Sisi gelap dari Bon Jovi ada di lagu ini. Saya suka suara keyboard-nya yang begitu dominan dan diulang terus-menerus..

18. I Wanna Rock – Twisted Sister
Dee Snider tampil sangat provokatif dan berkarakter. Dengan rambut gondrong kriting kriwil pirang, make-up tebal plus perona merah pipi dan tahi lalat bikinan yang sangat nggak ens di atas bibir, membuat penampakannya sungguh sangat “mengganggu”. Pada sampul depan album Twisted Sister Stay Hungry, ia bergaya sendiri tengah akan menggigit daging mentah dengan posisi ngedeprok di lantai. Brengsek. Menantang. Ini pesan visual yang ingin dia sampaikan. Dalam lagu-lagunya mereka mengangkat tema pertentangan nilai antara anak dan orang tua. Juga meledek dunia sekolahan.
Untuk video musik lagu “I Wanna Rock’, Twisted Sister kembali menantang. Mempertegas pesan yang ingin disampaikan, video ini mengetengahkan adegan kekerasan terhadap guru, namun dikemas secara komedi.
Twisted Sister berhasil meracik horor dan humor dalam paket artistiknya.
~ Enjoy the video: “I Wanna Rock!”

19. Panama – Van Halen
Mendengarkan Van Halen adalah mendengarkan permainan gitar Eddie Van Halen. Banyak anak muda pengen bisa jago main gitar kayak Eddie. Tapi menonton Van Halen adalah menonton David Lee Roth. Super atraktif. Jumpalitan sana-sini. Kostum tabrak sana-sini. Rock!
“Panama” adalah perpaduan apik kedua orang ini, sebelum berpuncak di lagu “Jump”. Lagu ini diawali permainan gitar yang memukau dari Bung Eddie, dan tiba-tiba di detik ke 29, Bung David Lee Roth menimpali, “Uuuh!”
Mantaph.

20. Every Rose Has Its Thorn – Poison
Lagu tongkrongan.
Kalau lagi nongkrong rame-rame, terus ada yang bisa main gitar, biasanya diminta mainin lagu ini, supaya bisa pada nyanyi rame-rame.
Konon kabarnya, lagu ini yang mengawali trend adanya lagu rock ballad yang harus disisipkan di setiap album music rock. Tujuannya supaya bisa diputar di radio. Nge-pop banget pokoknya, dan bisa dimainin secara akustik.
Tapi ampun, Bret Michaels! Sori kate, kok ini lagu cengeng berat ya?

21. Poison – Alice Cooper

Dedengkot yang satu ini musti masuk di playlist. Apalagi karena lagu ini Super Keren.

22. Iron Man – Black Sabbath
Salah satu hits rock terbaik sepanjang masa oleh salah satu band rock pionir: Black Sabbath!

23. Maret 1989 – God Bless
Di antara banyak lagu God Bless, saya memilih lagu ini selain karena memang “Maret 1989” adalah lagu rock yang sangat bagus dari segi musik, tapi yang paling menyita perhatian saya ada pada liriknya.
Sangat kontekstual pada masanya. Menceritakan sebuah peristiwa kontroversial akan terbitnya sebuah buku The Satanic Verses karya dari Salman Rushdie.
Line favorit saya: “Kebebasan berbicara menimbulkan sengketa.”
Juga menarik untuk disimak masuknya Eet Syahrani pada posisi gitar di God Bless yang memberikan “nyawa” baru bagi musik God Bless. Lebih “powerful”, lebih agresif.
Lagu ini diambil dari album Raksasa yang dirilis di tahun 1989.

24. House of Pain – Faster Pussycat
Rock ballad nan syahdu dengan durasi  panjang lebih dari lima menit.

25. I’m The Man – Anthrax
Waktu SMP, saya nge-fans berat sama Anthrax. Dan kemudian muncul lagu ini, yang sangat mengejutkan buat saya. Sangat eksperimental saat itu. Anthrax dengan sukses mencampurkan rap dengan metal dalam single “I’m The Man” ini.
Sebuah lagu yang menyenangkan dan bandel.
“Joey, hit the beat… the beat to beat……. ”

26. Here I Go Again – Whitesnake
A very cool sexy rock song. David Coverdale take a ride with sexy model in the 80s, Tawny Kitaen. Having fun, and making out.
~ Lihat bagaimana Tawny Kitaen “berdansa gulung-gulung” di atas mobil dalam video ini

27. Lick It Up – Kiss
Suka duluan sama image band-nya sebelum denger lagunya. Kostumnya, dandanannya, make-up-nya. Gene Simmons dan Ace Frehley paling favorit.
Ketika album Lick it Up keluar dengan single berjudul sama, mereka mencopot semua atributnya dan tampil tanpa make-up. Lagu “Lick it Up” sering diasosiasikan dengan gaya bassist Gene Simmons yang hobby menjulurkan lidahnya saat di atas pentas.

28. Crazy Night – Loudness
Loudness adalah glam metal ambassador dari belahan Asia. Setelah sukses di negerinya sendiri dan kawasan Asia, mereka merambah ke daratan Amerika dan Eropa dan menuai sukses secara international yang belum pernah diraih oleh band rock asal Asia lainnya.
Namun sayang sekali di tahun 1988, atas pertimbangan untuk lebih “meng-internasionalkan” musik mereka dengan tujuan ambisius menaklukan pasar musik Amerika, Loudness mengganti vokalis, Minoru Niihara, dengan vokalis asal Amerika, Mike Vescera.
Buat saya ini satu contoh kesalahan fatal, karena mereka meninggalkan karakter dan ciri khas mereka. “Ke-Jepang-an” Loudness sudah jadi kekuatan mereka, dan menganti frontman dengan “wajah dan suara bule” sama dengan mengganti “bahasa” mereka sendiri.
Lagu “Crazy Night”adalah single pertama mereka yang berhasil menembus US Billboard Chart, diambil dari album Thunder in The East (1985).
Saya sangat suka dengan cover albumnya. Bagus untuk jadi design kaos.

29. Klaten – GRIBS
Anak-anak muda ini muncul membawakan glam rock di tahun 2009 lewat albumnya Gondrong Kribo Bersaudara. Saya selipkan GRIBS di dalam list ini, karena mereka sangat bagus, dan mereka ROCK! Pantas berada sejajar di deretan band-band yang ada dalam playlist ini.
Lagu ini adalah salah satu yang paling berkesan diantara nomor-nomor yang ada dalam debut album mereka. Sungguh ide yang cerdas untuk mengangkat Klaten, kota kecil di daerah Jawa Tengah, menjadi inspirasi dan judul lagu. Ide yang brilian, aransemen yang ciamik, dan kualitas vokal yang memukau.
Teman-teman, saya perkenalkan: GRIBS, band rock lokal masa depan.

30. You Shook Me All Night Long – AC/DC
AC/DC kembali memanaskan lantai dansa.
Cocok untuk nyanyi rame-rame dan berjoget. Sepanjang malam.

31. Love Walks In – Van Halen
Bagi saya Van Halen dengan vokalis Sammy Hagar adalah Van Halen dengan versi yang berbeda. Karena itu ada 2 lagu dari Van Halen yang masuk di playlist ini.

32. On With The Show – Motley Crue
Salah satu band yang paling saya kagumi di muka bumi ini. Menemani saya saat masa2 baru gede, dan sampai sekarang saya masih suka sama semua lagu mereka (era Vince Neil tentunya). Karena itu susah sekali sebenarnya pilih salah satu yang paling bagus untuk masuk ke dalam playlist ini.
Yang satu ini track yang tidak terlalu diperhitungkan, tapi “On With The Show” jadi salah satu kesukaan saya. Dimulai ritem gitar Mick Mars yang dimainkan dengan cara yang menyeret-nyeret, lalu kemudian setelah jatuh tempo masuklah vokal Vince Neil mengalun dengan cengkok khasnya. Sebelum bait kedua habis, Nikki Sixx mulai mencabik bass-nya, dan tiba-tiba Tommy Lee menyeruduk dengan gebukan drum-nya. Dan kemudian mereka mempercepat tempo saat refrain.
“Go on with the show
Going On with the show
Come on Baby… No…No…No…
Oh My My My My My My….”
~ Silakan nikmati konser mereka membawakan “On With The Show” pada tahun 2007 di sini. Mungkin saya nangis kalau ada di konser ini

33. Neraka Jahanam – Duo Kribo
Sebagai penghormatan kepada dua tokoh rock legendaries nasional: Achmad Albar dan Ucok AKA, lagu ini saya jadikan  pamungkas pertemuan ini.  Mari kita nyanyi bersama-sama… “Semuanya!” …”Yang disana!!!”

____________________

Catatan: Indra Ameng mengingatkan saya pada Hilman Hariwijaya, penulis Lupus. Ameng, sedikit seperti Hilman, adalah sosok kalem, dengan tutur kata halus, serta jauh dari kesan agresif-ofensif. Jika di tim sepakbola, ya, pasti dia menempati posisi libero. Namun, sebagaimana Hilman, saat mengungkapkan isi pikirannya via tulisan, Ameng seketika bertransformasi menjadi sosok lebih garang, lebih ekstrovert, lebih fluktuatif, walau tak sampai ofensif. Ameng hingga kini masih menjadi personal manager dari White Shoes and the Couples Company. Pun posisi sebagai program coordinator di Ruang Rupa tetap dilakoninya sampai sekarang. Bersama sahabatnya, Keke Tumbuan a.k.a. Agent Virgo Ago Go, Ameng bersikeras pantang mundur meneruskan konser D.I.Y. yang telah dijalankannya sejak lama: Superbad.

___________________

» If you wanna listen to the song, go to Big Audo Dynamite on your top right and pick the playlist. Or download the whole playlist here

Upcoming shows/exhibitions*:
– November 10: Samack (mastermind of Apokalip media & Solidrock showbiz, Malang’s underground Godfather)
– November 17: Bonny Sidharta (Ganja Claus, bassist of Deadsquad and Raksasa, ex-Tengkorak & Vessel)
– November 24: Mian Tiara (singer, songwriter, jazz ingenue)
– December 01: Oppie Andaresta (singer, songwriter, rock-n-roll veteran)
– December 08: Lecir (band manager, melodic punk connoisseur)
– December 15: Meita Kasim (writer, ex-music director of Hard Rock FM Jakarta, ex-vocalist of Wondergel)
– December 22: Robin Malau (rock star turned geek, Indonesia’s hardcore pioneer via Puppen, living legend)
– December 29: Acum (asst. Managing Editor of Trax mag, vocalist of Bangkutaman)
And more exhibitions next year by Philips J. Vermonte, Taufiq Rahman, Che Cupumanik, Henry Foundation, Oomleo, Cindy Ishimine, Ardy Chambers, Anto Arief, Kemir, Philip Mimbimi, etc.

See y’all again next Wednesday!

Boozed, Broozed, and Broken-boned,
RUDOLF DETHU

*subject to change
____________________

The Block Rockin’ Beats
Curator: Rudolf Dethu
Every Wednesday, 8 – 10 PM
The Beat Radio Plus – Bali, 98.5 FM

120 minutes of cock-melting tunes.
No bullcrap.
Zero horse shit.
Rad-ass rebel without a pause.

Shut up and slamdance!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Three Amigos fi
41 years ago this month, Ian "Lemmy" Kilmister, "Fast" Eddie Clarke, and Phil "Philty" Animal, were in the studio to record Iron Fist.

RUDOLF DETHU

Scroll to Top