search

Rock-n-Roll Exhibition: ALDO SIANTURI

Edition: February 10, 2010Rock-n-Roll Exhibition: ALDO SIANTURIMusic from the Heart, Speak Art!:: Playlist & notes, handpicked and written by Aldo Himself :: What I like most about music is how musicians are trying to speak to me, tell me something, send me a message. And nothing is more satisfying than realizing that message and acting on it. So with this opportunity I thank to everybody who love music from their heart. Just ignore everybody when you speak art!
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Edition: February 10, 2010

Rock-n-Roll Exhibition: ALDO SIANTURI
Music from the Heart, Speak Art!

:: Playlist & notes, handpicked and written by Aldo Himself ::

What I like most about music is how musicians are trying to speak to me,
tell me something, send me a message.

And nothing is more satisfying than realizing that message and acting on it.
So with this opportunity I thank to everybody who love music from their heart.
Just ignore everybody when you speak art!

The Playlist:


01. Chrisye – To My Friends on Legian Beach
Dia adalah keajaiban yang tidak akan pernah kembali dan lagu ini menunjukkan simpati antar pulau yang jujur.
Teritori saling ambil untung secara picik bikin muak kepala gue.

02. The Rolling Stones – Saint of Me
Di tahun 1997, gue kembali dikagetin sama band lejen ini. Dia ngomongin orang-orang yang pindah agama dan di saat itu gue sedang di intersection. Pas!

03. Iwan Fals – Galang Rambu Anarki
Lagu ini sudah jelas mau ngomong apa, tapi inilah Bang Iwan, selalu ada makna tersembunyi yang harus disimpulkan sama kita sendiri.
Dulu gue dengernya cuma dari piringan hitam (edisi promo). It’s a reminder song for everybody.


04. Sore – Aku
Naik turun, turun naik dan menukik tajam. Inilah flow dari mood gue bila denger presentasi Aku di lagu mereka.
Tidak gampang membicarakan diri sendiri penuh kontrol dan telanjang.


05. Rodrigo Y Gabriela – 11:11
Dulunya orang gila ini besar di gurun Metal, tapi akhirnya mereka menggagas konsep akustik Rock Flamenco. Ente dengerin aja, susah gue komennya.

06. Tool – Disposition
Waktu gue liat konser mereka di Fuji Rock Festival, gue teriak “anjing” terus pas lagu ini. Emosi si Maynard ngacak-ngacak sistem logika gue saat itu.
Refleksi komunikasi kalau dibendung maka akan diagonal, dan pesannya adalah: jangan terlalu tertutup sama orang lain.

07. The Police – Masoko Tanga
Bicara budaya berbeda lewat seni butuh niat untuk saling mengisi dan dengan rhythm section dan cool bass chops Sting, maka lagu ini sempurna.
Melihat sebuah band itu jangan liat dari budaya populernya saja.


08. Steely Dan – Josie (live)
Gue gak bisa ngomong sama band dan lagu ini. Ini lagu terindah buat gue.

09. John Mayall & The Blues Breakers – Picture on the Wall
Peter Green datang menggantikan Clapton di band Blues Inggris ini.
Dinamika itu menjadi pelataran baru untuk gue keluar masuk ke idealisme mereka.

10. Suicidal Tendencies – Lovely
Jaman gue denger lagu ini, gue salut sama band ini ternyata  bisa create stomping tunes dari hal yang sederhana.
Gue pernah bikin kompilasi skate rock pribadi, nah ini selalu ada.

11. Guns N’ Roses – Mr. Brownstone
Hidup gue corrupted dulu, jadi sebenarnya lagu ini banyak cerita tentang profesi gue jaman dulu banget. Gemerlap tapi bangsat.

12. Slank – Anarki Di RI
Cara gue ngeliat Kaka di sini seperti gue lagi liat Tommy Tjokro, Tim Marbun atau Dana Iswara menginformasikan keadaan negara ini di TV.
Jaman reformasi, Slank berperan jadi medium berita tanpa cangkokan kepentingan.

13. Beastie Boys – Shake Your Rump
Teriakan dan hooks 3 orang ini menemani proses gue cari uang masa muda dulu. Penyemangat yang bagus sama seperti kopi di pagi hari.

14. The Ramones – I Don’t Wanna Grow Up
…If you kill yourself at a young age, you won’t grow up!
Gue sedih kalau denger orang bunuh diri, cause life is fuckin beautiful.
…Nah ini buat mereka yang mau coba-coba deh.


15. The Flaming Lips – Waitin’ For a Superman
Gue selalu ada di masalah-masalah yang besar dan gue bilang kalau gue lebih besar dari masalah apapun. Jadi gue selalu punya etape untuk bangkit dari ketakutan awal gue dalam masalah apapun.
Ini lagunya cocok, boy!

16. The Stooges – 1969
Konteks negaranya jelas-jelas jadi backdrop movement musiknya. Nah, dia bicara lantang agar bangsa lain tau.


17. Anti Flag – The Economy Is Suffering… Let It Die
Perspektif musisi luar negeri akan keadaan negaranya terkadang ada kesamaan sama kita di sini.
Ya, ini salah satu ilustrasi banner kemiskinan.

18. Badlands – Show Me the Way
Jaman dideketin cewek, gue selalu pengen menghilang dan mau tau seberapa tergantungnya mereka sama gue.
Lagu ini pas lah buat kita-kita yang masa mudanya sepaham.


19. Porno For Pyros – Bali Eyes
Ketika gue liat judulnya nyebut Bali, gue langsung suka sama lagu ini. Gue seneng cara band ini mengekspresikan keindahan negara gue.


20. Puya – Ride
Lagu ini gue tau dari Robin saat dia masih di Puppen tepatnya di tempat skate Parung. Dia bilang, “Do, ini dia Hip Metal Salsa, lo musti dengerin!” Ha ha ha… anjing emang taste bapak yang satu itu!


21. Kottonmouth Kings – We the People
Kedalaman penulisan lirik band ini bikin gue gerah sendiri. Lama juga gue bolak-balik dengerin karya mereka. Perlu gue warisin buat anak gue.

22. Anthrax – Got the Time
Bangku sekolah tempat gue meracau lirik ini beberapa tahun. Edan-edanan ala anak kecil yang ternyata disukai juga sama orang besar.

23. Kreator – Living In Fear
Inovasi mereka bikin komposisi memang gokil. Ini idola gue dari SMP sampe sekarang.

24. The Brian Setzer Orchestra – Brand New Cadillac
Gue tau lagu ini dari teman “akrab.” Cukup gue nikmatin aja gak perlu gue ceritain.


25. Fugazi – Blueprint
Guy Picciotto is the best vocalist in Punk Rock!
Ini lagu terserah, lo mau makan BigMac kek, lo mau nenggak Jack Daniels kek. Terserah lu semua, orang kendali ada di tangan lu koq.

26. Rush – Vital Signs
Interaksi manusia melemah karena kita kurang fokus terhadap apa yang terjadi kemarin dan sekarang. Ini jadi satu bahasan menarik antara gue sama teman gue sampai pagi suatu saat dulu.
Lirik dan komposisi yang saling topang.

27. Roxy Music – Editions of You
Ada kalanya gue mau hening, menyendiri dan gak usah saling sapa sejenak.
Ini adalah edisi di diri kita kalau sedang memikirkan langkah kita. Keluar dari diri untuk menjadi diri yang lebih percaya diri.

28. Velvet Underground – Pale Blue Eyes
Punya banyak arti lagu ini sebenarnya. Gue mengartikan dari sisi gue aja yaitu saat uang tidak harus disembah.

29. Leonard Cohen – Everybody Knows
Selama jadi manusia kita selalu diukur lewat ukuran-ukuran manusia juga.
Mau kita waras atau gak, selalu narasi membentuk profil kita.
Gue suka bingung, kalau gue udah terbuka tapi masih mau ditelikung sama orang lain.
Ha ha ha… humaniora orang menghilang seiring target yang ada di kepala.

Note: Aldo used to be this big shot in some reputable record labels. Today he’s trying to build his own record label. He invented this word: Indiepreneur. Ya can talk for hours with him about showbiz, marketing, branding, dj scene, HipHopIndo, Hair Metal, relationship, politics, well, anything.

_________________

:: If you wanna listen to the songs, click Bad Audio Dynamite (top right) and choose the playlist ::

Upcoming exhibitions*:

– March 17, 2010: Sayap Imaji (Writer, Atheist-at-Large)
– March 24, 2010: Otong (Vocalist of Koil)
– March 31, 2010: Ricky Siahaan (Axeman & Rock writer)
– April 07, 2010: Indra Ameng (Urban art cognoscenti, Band manager)
– April 14, 2010: Felix Dass (Writer, Band manager)
– April 21, 2010: Dedidude (Graphic designer)
– April 28, 2010: Firman Prasetyo (Music director Solo Radio)

See y’all again next Wednesday!

Boozed, Broozed, and Broken-boned,
RUDOLF DETHU

*subject to change

___________________

The Block Rockin’ Beats
Every Wednesday, 8 – 10 PM
The Beat Radio Plus – Bali, 98.5 FM

120 minutes of cock-melting tunes.
No bullcrap.
Zero horse shit.
Rad-ass rebel without a pause.

Shut up and slamdance!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top