search

Rock in Capital

Duo laki-bini keren, Leo Sinatra dan Liz Oprandi, kembali berkolaborasi menggebrak pulau Dewata.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
RockInCapital-poster

Duo laki-bini keren, Leo Sinatra dan Liz Oprandi, kembali berkolaborasi menggebrak pulau Dewata. Dalam rangka merayakan ulang tahun yang ke-2 institusi rock ‘n’ roll milik mereka, St. Lukas Company, akan diselenggarakan acara bertajuk St. Lukas Fest #2: Rock in Capital pada Jumat, 22 Agustus 2014, di lapangan Kompyang Sujana/Buyung, Lumintang.

SuicidalSinatra-rszd

Dibandingkan dengan pesta tahun kemarin yang cenderung bersahaja, dalam kapasitas kecil, maka kali ini skalanya lebih eksesif. Selain diadakan di tempat sekelas lapangan juga mengajak serta grup-grup papan atas dan veteran di skena musik nasional. Sebut saja misalnya Superman Is Dead, The Hydrant, dan band psychobilly yang digitari Leo, Suicidal Sinatra. Pula yang sedang naik daun di blantika lokal macam Jackknife Blues, Deep Sea Explorer, Garden Grove, serta Natterjack.

Yang menjadikan St. Lukas Fest kali ini makin pantas diberi perhatian lebih adalah akan tampilnya Travis Demsey, mantan penggebuk drum band punkabilly mahsyur asal Australia, The Living End. Selain itu bakal beraksi juga drummer Wolfmother, Dave Atkins.

Untuk informasi lebih lengkap silakan kunjungi Facebook page St. Lukas Company di sini.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top