search

Rima Bebas PKS: Vodka, Warsawa, Stolichnaya

Sehubungan dengan mikol (akronim dari "minuman beralkohol"---lebih beradab dikit dari "miras/minuman keras", mind you), sejujurnya saya bingung harus mendiskreditkan si Bapak Dirjen Bea Cukai, Anwar Suprijadi, atau gimana. Manuver bersih-bersih beliau terhadap jajarannya memang lumayan ampuh menekan tingkat pat-gulipat, efektif mengurangi korupsi yang telah amat kronis merasuki departemennya. Namun di sisi lain saya---dan pasti juga sejawat penggemar mikol sekalian---jadi kelimpungan banget karena gerak berantas KKN tersebut merembet kepada minimnya ketersediaan booze di pasaran. Jangankan bermimpi mengkonsumsi Jim Beam Black---apalagi edisi khusus Jim Beam yang lain yang juga yum yum: Jacob Beam---bisa dapet wiski yang standar aja macem Red Label, wih, di Bali tuh susah banget. Kalopun ada, duh gusti, harganya udah anjing melambung. Sempat melangit hingga Rp 500 ribu, kemudian nyungsep lagi ke Rp 350 ribuan. Itu aja masih mahal sebab biasanya sekitar Rp 135 ribuan. Gokil.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Dear Beautiful People,

Sehubungan dengan mikol (akronim dari “minuman beralkohol”—lebih beradab dikit dari “miras/minuman keras”, mind you), sejujurnya saya bingung harus mendiskreditkan si Bapak Dirjen Bea Cukai, Anwar Suprijadi, atau gimana. Manuver bersih-bersih beliau terhadap jajarannya memang lumayan ampuh menekan tingkat pat-gulipat, efektif mengurangi korupsi yang telah amat kronis merasuki departemennya. Namun di sisi lain saya—dan pasti juga sejawat penggemar mikol sekalian—jadi kelimpungan banget karena gerak berantas KKN tersebut merembet kepada minimnya ketersediaan booze di pasaran.

Jangankan bermimpi mengkonsumsi Jim Beam Black—apalagi edisi khusus Jim Beam yang lain yang juga yum yum: Jacob Beam—bisa dapet wiski yang standar aja macem Red Label, wih, di Bali tuh susah banget. Kalopun ada, duh gusti, harganya udah anjing melambung. Sempat melangit hingga Rp 500 ribu, kemudian nyungsep lagi ke Rp 350 ribuan. Itu aja masih mahal sebab biasanya sekitar Rp 135 ribuan. Gokil.

Oh well, semoga paceklik mikol ini tidak berlangsung lama. Nanti jika keadaan sudah pulih kembali, setelah sebelumnya membahas “Summer Beers” serta mencoba bir Belgia, mari kita menjajal Vodka (dari bahasa Slavic, artinya: air).

Anyway, setau saya, yang doyan vodka di antara The Beautiful People sekalian di antaranya ada Ade Putri Paramadita, Ian Sutedjo serta Teddy J. Harta. Saya inget bener Teddy-lah yang ngenalin Grey Goose ke saya. Dan saya, yang gak terlalu suka vodka, ternyata ikhlas, sujud, dan tawakal tanpa protes saat gelas saya terus dituangi Grey Goose oleh Teddy. Iya, vodka terbitan Perancis ini teduh banget melewati tenggorokan. Apalagi saya basically kurang suka minum dicampur-campur. Mikol dengan es alias “on the rocks”, atau “drunk neat” alias “straight” tanpa apa pun, saya lebih milih begitu. Jadi giliran dikasihin Grey Goose, wooosh… amat halus menyusuri kerongkongan. Badan serta pikiran instan tata tentram kerta raharja. Terima kasih Vodka Yang Maha Esa. Terima kasih Teddy.

Nah, berikut adalah deretan merk-merk vodka yang sempat dicoba oleh para editor di The Upgrader on Men.Style.Com. Dan sebagaimana biasa tiap produk diberi penilaian berdasarkan aspek tertentu—untuk Vodka ukurannya adalah “smoothness” (a.k.a. syahdu menyusuri tenggorokan), “viscosity” (kekentalan), dan, hell yeah, “snob value” (a.k.a. faktor siapa elu siapa gue).Imperia
Yang paling heboh (snob value: 10) tentulah ultra-premium vodka bertajuk Imperia. Dimiliki oleh taipan Rusia, Roustam Tariko, saat peluncurannya di New York, tak hanya memanggungkan Duran Duran, seluruh areal Patung Liberty pun penuh dibloknya (!). The blingest of them all.
~
Smoothness: 9 / Viscosity: 6 / Snob Value: 10
Stoli-Elit
Urutan berikutnya, Stoli Elit, walau snob value-nya 10 juga, sama-sama dari Rusia, tapi gegar promosinya masih kalah ama Imperia. Dan inilah yang merupakan merk ultra-premium pertama yang masuk Amrik
~
Smoothness: 9 / Viscosity: 7 / Snob Value: 10
Belvedere
Lalu Belvedere. Berasal dari Polandia (gambar di botol adalah gambar Istana Belvedere di salah satu suburb Warsawa). Yang bikin keren—paling gak buat saya—adalah kepemilikannya telah diambil alih oleh konglomerasi fashion LVMH (Moët Hennessy • Louis Vuitton S.A.). Minum vodka sambil tetap sadar busana lengkap dengan gestur I’m-beautiful-don’t-touch-me, totally über-cool, ain’t it?
~ Smoothness: 7 / Viscosity: 6 / Snob Value: 8
Charbay
Sementara Charbay telah dijalankan turun temurun oleh sebuah keluarga di Napa Valley, California, USA (lihat gambar mataharinya, nuansanya Kalifornia banget kan?). Yang patut dicatat, daerah Napa Valley ini bagai kuda hitam di blantika mikol. Bahkan ada sebuah film baru berjudul Bottle Shock (Bill Pullman jadi salah satu pemain utama) yang mengisahkan—based on true story neh—tentang bapak-anak dari Napa Valley yang ikut kontes kedigjayaan anggur Judgement of Paris di Perancis. Mencengangkan, ternyata mereka sukses meruntuhkan dominasi Perancis—dan Eropa pada umumnya—di urusan wine.
~ Smoothness: 5 / Viscosity: 7 / Snob Value: 6
Vodka14
Kalo yang ini, Vodka 14, juga dari Amerika Serikat. Tepatnya Colorado. Dan merupakan produk baru, berusia kurang dari 5 tahun. Selain USDA organic certified (mungkin semacam BPOM-nya AS ya?), merk ini dikomandoi oleh ayah dan anak, Mitch dan Matt Baris. Coba kalo ini terjadinya di Indonesia, pasti sudah disambangi oleh Kak Seto beserta Komisi Perlindungan Anak-nya. Sang Bapak bisa jadi bakal diingatkan untuk kembali ke khittah: menjalankan tugas sebagai suri tauladan bagi anaknya. Bukannya malah ngajarin anak bikin vodka… hiks..
~ Smoothness: 8 / Viscosity: 5 / Snob Value: 8

Dan daftar selanjutnya:

42 BELOW

Place of origin: New Zealand
Smoothness: 8 / Viscosity: 7 / Snob Value: 8
*Angka 42 itu berasal dari daerah penyulingan merk ini yang memang 42 derajat di bawah garis Khatulistiwa

KETEL ONE

Place of origin: Netherlands
Smoothness: 8 / Viscosity: 6 / Snob Value: 7
*Termahsyur oleh konsitensi rasanya. Konon satu dari keluarga pemilik—keluarga Nolet—secara personal selalu datang untuk mencicipi sample yang hendak dilempar ke pasaran

REYKA

Place of origin: Iceland
Smoothness: 8 / Viscosity: 6 / Snob Value: 8
*Berasal dari daerah eksotik. Tanah kelahiran Björk. Sepertinya layak buat dicoba

SKYY
Place of origin: California, USA
Smoothness: 4 / Viscosity: 4 / Snob Value: 3
*Dari penilaian di atas, most likely tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi.

CÎROC

Place of origin: France
Smoothness: 6 / Viscosity: 6 / Snob Value: 5
*Kalo pendapat saya pribadi sih, mending lupakan aja yang satu ini. Kenapa kok why? Karena mereka menggunakan P. Diddy sebagai ikon produknya. Tell me what’s so special about P. Diddy? Menang attitude bling doang. Lagu-lagu karyanya butut. Baju-baju desainnya, Sean John, ah, semenjana (mediocre) banget. Next, please.

FINLANDIA

Place of origin: Finland
Smoothness: 7 / Viscosity: 7 / Snob Value: 4
*Orang Finlandia sudah bikin vodka sejak tahun 1500-an. So when it comes to vodka, you should show ’em some respect.

LUKSUSOWA

Place of origin: Poland
Smoothness: 6 / Viscosity: 7 / Snob Value: 3
*Kata editor The Upgrader, “Best drunk neat or on the rocks”. Harganya juga relatif murah. Great, I’ll try this one. Pak Anwar Suprijadi, hello?

SMIRNOFF

Place of origin: Russia
Smoothness: 5 / Viscosity: 7 / Snob Value: 4
*Ini minuman pilihan James Bond era Sean Connery. Oh well, I like Daniel Craig more. He’s not a typical Bond.

CHOPIN

Place of origin: Poland
Smoothness: 8 / Viscosity: 7 / Snob Value: 6
*One guy gave a straight comment, “Uber-smooth and requires nothing”. That’ll do for me.

KARLSSON

Place of origin: Sweden
Smoothness: 6 / Viscosity: 8 / Snob Value: 7
*Börje Karlsson, pemilik merk ini, tadinya merupakan mastermind dari Absolut Vodka. Apakah yang ini bakal bisa sesukses Absolut, we’ll see.

HANGAR ONE

Place of origin: San Fransisco, USA
Smoothness: 8 / Viscosity: 5 / Snob Value: 8
*Amerika rupanya sudah mulai percaya diri memproduksi vodka sendiri. Tapi di soal desain produk sepertinya orang-orang Amrik masih harus banyak belajar. Hangar One, mengingatkan saya pada Hangar 18-nya Megadeth. Care for Hangar One, Mr. Mustaine?

STOLICHNAYA

Place of origin: Russia
Smoothness: 7 / Viscosity: 7 / Snob Value: 7
*Mungkin karena sudah menyebar ke banyak penjuru dunia sejak 1965, sebagian orang–terutama orang-orang dari jaman baheula (the older-skool-than-thou, the O.G., original gangsters) sampai hari ini masih beranggapan bahwa vodka ya seharusnya rasanya kayak begini…

That’s that. Lemme know what ya think (no, not you, Mahfudz Siddiq).

___________________

*Artikel ini sudah sedikit direvisi. Sebelumnya pernah muncul di mailing list Suicide Glam, SuicideGlamNation, pada 19 November 2008

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top