search

Domestic Groove: DOCHI SADEGA

DOMESTIC GROOVE ~ Celeb’s Chosen Nine tadinya adalah kolom khusus dwi-bulanan saya di majalah The Beat (Jakarta).
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Dochi2


DOCHI SADEGA
Basis, Wirausahawan, Seniman

Musik apa yang sedang anda sukai saat ini?
Selera musik kayanya 10-15 taun kebelakang gak berubah. Hanya saja bank referensinya bertambah. Ska masih suka, punk rock masih suka, hip hop masih suka.

Kalo band? Sekarang lagi nyimak Vacationer. Proyek baru Kenny Vasoli, yang dulu bikin The Starting Line.

Weezer-bluealbum

Apa album rekaman pertama yang anda beli―ada kisah menarik di baliknya?
Yang pake uang sendiri pertama kali kayanya Slank, Generasi Biroe. Soalnya bokap ga akan mau beliin karena dia gak suka gue dengerin Slank dulu. Sampe pas gue mau dengerin di mobil trus kasetnya di keluarin sama dia dan dilempar ke kursi belakang. Hehe.

Apa album favorit anda sepanjang masa? Kenapa?
Weezer, Blue Album — Sangat mempengaruhi cara gue menulis lirik/lagu.
Hellogoodbye, Zombies! Aliens! Vampires! Dinosaurs! — Album yang jadi referensi PWG di awal terbentuk
The Beatles, Anthology — Rangkuman dari lagu-lagu Beatles yang gue denger while growing up.

Gue suka penulisan lirik dari kacamata nerdy yang selalu melihat sosok yang gue suka sebagai seorang yang “out of my league”. I worship women. Weezer, Hellogoodbye, dan Beatles referensi yang tepat buat gue.

Apa album rekaman terburuk yang pernah anda beli?
Pee Wee Gaskins Live DVD. Gue beli ini pas PWG main di mal SKA Pekanbaru waktu PWG tur ke Sumatera. Gue gak tau kalo itu udah rilis jadi gue beli. Packaging jelek, sound jelek, gak mau gue tonton dan denger untuk kedua kalinya sih.

Di reinkarnasi berikutnya, selain diri anda sendiri, anda ingin menjadi siapa?
Pengen jadi kucing Persia exotic short hair atau Scottish Fold. Pasti gue tidak akan diperlakukan tidak menyenangkan.

TerminatorGenisys

Buku apa yang sedang anda baca sekarang, skornya berapa (1-10)?
Austin Kleon, Show Your Work! — 7, simple and inspiring.

Film baru apa yang orang-orang harus tonton? Kenapa?
Terminator Genisys. Gak ketebak karena storyline-nya beda, dan ada Emilia Clarke. You get to see Arnold’s awkward-nice-try smile.

Lagu apa yang anda pilih untuk memulai akhir pekan?
Vacationer, “The Wild Life” — Perfect ambience, nice tune, positive vibe!

Dan lagu untuk mengakhiri akhir pekan?
Vacationer, “Good As New” — Biar gak “I hate Mondays”, end your weekend with a positive feeling biar gak marah-marah di social media whining about you getting stuck in traffic while the fact is YOU ARE TRAFFIC, and complaining about you wanna move to another town or country. I’m feeling good as neeeeeeeeewwwww

Dochi1

Tak berselang lama setelah memasuki era baru dan menarik: menikah dan menjadi suami, bersama Pee Wee Gaskins ia ngebut mempersiapkan album paling gres, A Youth Not Wasted. Dochi merasa begitu bergairah karena beberapa kolaborator seperti Scott Sellers dari Rufio mengutak-atik sound serta Nukui Bogard yang pernah mengerjakan artwork untuk MxPx, Bowling for Soup, Lagwagon, bakal berkolaborasi artwork di album mendatang tersebut.

Pun Dochi amat optimistik setelah penandatanganan kerjasama dengan Universal Music yang menurutnya bakal lebih mempermudah urusan-urusan internasional.

Sehari-harinya, Dochi sibuk mengurusi kucingnya, Pak Ruru, yang sedang disiapkan perkawinannya dengan kucing temannya. Sementara itu bisnis-bisnisnya masih berjalan: resto HomeRibs dan Sunday Sunday Co. Selebihnya, ia dalam proses merancang gerakan Zero Hate serta menghabiskan sebagian waktu senggangnya dengan hobi baru: menunggangi motornya, Atom.

SIMAK JUGA
Pop Punk dan Revivalisme

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top