search
Max-Havelaar-tumaritis-mnpg

Max Havelaar – Tumaritis

Setelah menyelesaikan seluruh proses rekaman, akhirnya Max Havelaar akan mengeluarkan debut full albumnya di awal Februari 2016.
Setelah absen kurang lebih empat tahun, Ballads of the Cliché siap meluncurkan rilisan terbaru. Sebuah album penuh sedang direncanakan. Untuk mengawalinya, mereka baru saja merilis sebuah single digital yang dibagikan secara gratis via dunia maya berjudul "Ini Waktunya". Silakan masuk ke halaman utama untuk mengunduhnya.
Edition: November 09, 2011Rock-n-Roll-Exhibition: MISTY DIANBasslines and Vibes:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Misty herself :: This playlist is a tribute to people from my old suburban neighborhood, the kind of neighborhood in which the Top 40 music reigned and where I thought the boot-legged albums of Prince were the ultimate score until the people I now call my friends made me listen to their Walkman or borrowed me their tapes. These friends, my homeys, took me to out of the suburbs and brought me to the city's obscure churches that turned into dope bass pumping B-Boy Extravaganzas, followed by Bassline parties and numerous accounts of impromptu events and performances. They introduced me to sounds that inexplicably made sense to my head and body. There were these sick beats that made people act like a cursing hustler swinging his gats or a spliff smoking brother admiring the booty and whatever person in between those two. And the rhymes, the brilliant rhymes, made people bob their heads all the way through, in whatever act they're at. I was totally sold, wrapped and I never returned. I cherish my Top 40 music because it landmarks certain episodes of the past. But the music on this list is more than just a categorical device. It's not just an important reminder of the good days of way back then, but it's also my important ingredient for having a good time, period. This list is a timeless device and I have my homeys to thank for that. What I'm trying to capture in this list is the great time we had in discovering one sick beat after another. Like most playlists, it is that trip down memory lane, it is that mini autobiography, and it is the place of giving credit where credit is due. This list isn't coming from an expert and you won't find any rare or unknown artist in it, but you'll hopefully feel the gratefulness I have for the experts who allowed me to have a taste of their expertise in discovering all these amazing beats. I'm bowing down, oh great ones, and I'm forever thirsty and hungry for more of your discoveries. ...Deeply grateful to Rudolf for having me in this exhibition! Radio streaming live: http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Berdiri pada pertengahan 2011, The Triangle merupakan proyek bermusik terbaru dari Riko Prayitno (bas) selepas Mocca memutuskan vakum pada Juli lalu. Dari situlah kelompok musik ini dilahirkan. Berasal dari latar belakang musik yang berbeda namun disatukan oleh rasa yang sama. Embrio terbentuknya The Triangle bermula dari acara reguler open mic di café Beat N Bite setiap Jumat malam. Riko Prayitno bertemu dengan Cil (gitar dan vokal), seorang yang kerap tampil jamming di acara open mic yang dikelola Riko. Secara tidak sadar, dibentuk atas rasa dan minat terhadap musik yang sama, Riko dan Cil pun memutuskan untuk memulai proyek bermusik baru yang lebih serius. The Triangle, nama yang diberikan setelah Riko dan Cil mengajak Fikri (gitaris Vincent Vega) untuk turut bergabung sebagai gitaris tambahan. Formasi trio ini pula yang melengkapi formasi inti Triangle. Tak ada makna semantik atau filosofis dibalik pemilihan nama The Triangle, selain karena bahwa grup ini dimotori oleh tiga orang. Pada awalnya, Triangle dibentuk sebagai trio dengan format akustik. Seiring waktu berjalan, kebutuhan lagu membuat mereka merombak format trio. Hingga sekarang The Triangle dibantu oleh beberapa additional player yaitu Koi (drum) yang juga penggebuk grup band Ansaphone, Agung (keyboard), Tommy (trumpet), dan Dian (trombone). Formasi lengkap inilah yang menjadikan musik indie rock The Triangle menjadi kaya dan megah. Musik Triangle sendiri dilahirkan dari perpaduan karakter bermusik tiap personel yang diikat oleh apa yang disampaikan melalui untaian kata-kata yang diungkapkan oleh sang vokalis. Kepada sejawat peminat indie rock dan/atau musik bagus, The Triangle berbaik hati membagi cuma-cuma lagunya di sini. Silakan masuk ke halaman utama lalu mengunduhnya bebas bea.
Edition: October 19, 2011Rock-n-Roll-Exhibition: WENING GITOMARTOYOBest Days:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Wening herself :: HALO, KAWAN Pertama-tama, terima kasih untuk yang tersohor Rudolf Dethu atas undangannya untuk membuat pameran musik ini. Saya kerap merasa gugup saat membuat playlist atau mixtape/CD, karena pasti saya akan berlaku ceroboh alias ada saja yang terselip atau malah menyertakan lagu yang nantinya saya sesali. Berhubung saya sudah jarang membuat mixtape/CD untuk kawan-kawan, ini saya buat untuk (ceritanya) kawan baru alias sebagai sarana berkenalan sekaligus untuk kawan lama. Kurang lebih inilah lagu-lagu dalam keseharian saya, yang membuat saya menangis, terkagum-kagum, sampai bergoyang halus di balik meja kantor. Ada beberapa nama kegemaran yang tak tercantum, seperti Cocteau Twins atau David Gates, tapi tak menyebutkan bukan berarti tak mencintai (walau bukan lantas berarti saya suka Nicki Minaj). Semoga menikmati. Radio streaming live: http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Roman Catholic Skulls adalah proyek musik dari Marcel Thee (Sajama Cut, The Knife Club, Ghost Kingdom) dan Danif Pradana (Sabedarah, Kalimayat, Udanwatu, Khuruksetra). Dengan senang hati duo asal Jakarta ini membagikan gratis album perdana mereka, Weathered, di sini.
Geekssmile, grup musik asal Bali bentukan 2001 ini kini telah berevolusi: berformasi kuartet, dengan satu biduan, beringsut meninggalkan rap-rock lalu menuju heavy metal/progressive rock. Silakan unduh bebas bea satu tembang yang menyoroti gejala patriotisme malas berpikir---sebuah fenomena nan akut menginfeksi masyarakat Indonesia---bertajuk "(((Yeah Yeah Yeah Indonesia)))"
Pepeng Naif. Adi Cumi. Bonny Sidharta. Iman Fattah. Adrian Adioetomo. Mereka bersilaturahmi lalu bersinergi, mendirikan grup ultra berbahaya: Raksasa. Di kesempatan ini mereka berbaik hati membagikan sebuah karyanya secara bebas bea: "Insomnia".
Aktivis hiphop mbalela Marzuki Mohammad alias Kill the DJ kali ini datang bersuara lantang, mengingatkan semua orang bahwa negeri ini sedang limbung dan goyang lewat tembang "Negara dalam Keadaan Bahaya". Sangat direkomendasikan untuk disimak serta silakan diunduh bebas bea.

rudolfdethu

[instagram-feed feed=1]
Scroll to Top