search

Agrikulture: Terang Benderang

Paguyuban musik elektronik asal Jakarta, Agrikulture, kembali menyambangi blantika berkesenian Nusantara lewat album keduanya, Terang Benderang.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

↓ For English version please scroll down

Paguyuban musik elektronik asal Jakarta, Agrikulture, kembali menyambangi blantika berkesenian Nusantara lewat album keduanya, Terang Benderang.

Dirilis beberapa pekan silam, komposisi kali ini berisikan 10 tembang di antaranya “Kisah Bosan”, “Orang Utan”, “Terang Benderang”, “Give In to the Night”, serta “Lagu Cinta-Cintaan” sebagai single perdana.

Dengan mengajak serta bintang tamu kelas wahid macam Ras Muhamad, Sara (Un Soiree), Arabyrd (rapper cewek asal Malaysia) serta Kharisma Children Choir, di album ini Agrikulture, selain masih menyodorkan musik elektronik sebagai elemen utama, pula merambah ke wilayah lebih lebar. Surf-rock, gospel, dub, dan bermacam yang lain juga mereka jelajahi.

Kini beranggotakan Aditya Permana (drum), Dipha Barus (bas sekaligus produser), Irfandy (vokal), dan Emil Pahlevi (gitar), sejatinya Agrikulture telah wara-wiri sejak 2003. Berawal dari trio yaitu Aditya Permana, Anton Wirjono dan Hogi Wirjono, mereka pada awalnya me-remix barisan artis tenar Indonesia yaitu Slank, Indra Lesmana & Reborn, Naif dan Maliq & D’essentials. Karir mereka semakin menjulang cemerlang ketika remix yang diaplikasikan pada tembang milik The Safari “Disko di Rumah” masuk nominasi di ajang bergengsi AMI Awards pula berlanjut dengan bertengger di Top 10 peringkat lagu di beragam radio. Tak cuma hingga di sana, format trio ini kemudian berevolusi menjadi kuintet—minus Anton dan Hogi—serta akhirnya menerbitkan album perdananya pada Juli 2007, Dawai Damai.

“Kita hanya berharap album ini bisa dinikmati sebagai sesuatu yang ringan-ringan, dan memberi rasa lain dari musik-musik yang sudah pernah ada,” pungkas Emil tentang harapannya pada Terang Benderang.

Jika berminat agar terus terang benderang tentang berita di sekitar Agrikulture, silakan kunjungi label mereka www.nagaswaramusic.com

The electronic music collective, Agrikulture, just dropped their second album, Terang Benderang.

Released a few weeks ago, their newest album consist of 10 tracks including “Kisah Bosan”, “Orang Utan”, “Terang Benderang”, “Give in to the Night”, and “Lagu Cinta-Cintaan” which is their first single.

A variety of other artists collaboratedon this new album including Ras Muhamad, Sara (Un Soiree), Arabyrd (a Malaysian female rapper), and Kharisma Children Choir. This Jakarta quintet have become so creative that they even incorporated surf-rock, gospel, and dub, to the mix to name a few.

Keep yourself updated by frequently checking out the record label www.nagaswaramusic.com

_____________

*This article was firstly published on The Beat (Jakarta) #54, December, 2011

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top